“MACAM-MACAM METODE
MENGUKUR POPULASI BURUNG”
Disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Ornitologi
Disusun oleh
: Hana Hunafa Hidayat
Npm :140410100036
JURUSAN
BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PADJAJARAN
JATINANGOR
2014
Menghitung Keanekaragaman Jenis Burung
Untuk menghitung keanekaragaman
jenis burung digunakan metode jelajah dari Bibby dkk. (1992) serta pencatatan
jenis burung yang ditemui menggunakan metode pencatatan 10 jenis yang merupakan
modifikasi dari metode pencatatan 20 jenis Mackinnon dkk. (1998), yaitu dengan
mencatat jenis yang ditemui dalam tabel sampai 10 jenis. Dan ketika ditemui
jenis burung lagi, dicatat pada tabel berikutnya. Setiap jenis burung hanya
dicatat satu kali dalam satu tabel, tetapi kemungkinan akan dicatat kembali
dalam daftar berikutnya. Dalam tabel dicatat juga aktifitas burung dengan
menggunakan metode ad libitum sampling (Altman, 1974) yaitu dengan
mencatat seluruh aktifitas pada saat pengamatan dengan menggunakan batasan
aktifitas sebagai berikut :
- Foraging meliputi aktifitas dalam proses memakan, yaitu pencarian, pengambilan, dan penelanan makanan dari lingkungan sekitarnya.
- Perching meliputi semua aktivitas yang dilakukan burung saat relatif tidak bergerak, yaitu bertengger di atas dahan dan saat vokalisasi.
- Preening merupakan aktivitas membersihkan seluruh bagian tubuhnya baik membersihkan bulunya maupun membersihkan paruhnya.
- Moving merupakan aktivitas bergerak atau terbang dari satu tempat ke tempat lainnya.
- Flying merupakan aktivitas terbang yang dilakukan oleh burung.
Dan dicatat pula frekuensi pertemuan. Untuk aktifitas
dapat diporsentasikan dengan rumus :
Keterangan :
Ai = Jumlah aktifitas A pada habitat i
A = Jumlah aktivitas A pada seluruh
kawasan
Selanjutnya dicari Indeks Keanekaragaman Burung dengan
menggunakan rumus :
Dimana :
H =
Indeks Keanekaragaman Jenis
ni
= Jumlah individu masing – masing jenis
n
= Jumlah seluruh jenis
Untuk mengetahui kesamaan dari keanekaragaman jenis
burung dilokasi hutan mangrove vegetasi reboisasi . 7 m dan hutan mangrove
vegetasi alami digunakan rumus :
Keterangan:
B
= Indeks kesamaan
Xij = Jumlah individu jenis i di habitat
j
Xik = Jumlah individu jenis i di
habitat k
Metode
penghitungan Populasi Burung
- Absolut
- Capture – recapture
- Teritorry mapping
- Time mapping
- Relatif/index
- IPA (Indices Pontuel d’Abondances)
- Point Count (PC)
- Teknik Transek
POPULASI HEWAN
DAN METODE YANG DIGUNAKAN DALAM MENGUKUR POPULASI
A.
Populasi
Populasi
adalah kumpulan individu dari suatu jenis organisme. Pengertian ini dikemukakan
untuk menjelaskan bahwa individu- individu suatu jenis organisme dapat tersebar
luas di muka bumi, namun tidak semuanya dapat saling berhubungan untuk
mengadakan perkawinan atau pertukaran informasi genetik, karena tempatnya
terpisah. Individu- individu yang hidup disuatu tempat tertentu dan antara
sesamanya dapat melakukan perkawinan sehingga dapat mengadakan pertukaran
informasi genetik dinyatakan sebagai satu kelompok yang disebut populasi.
Dalam
penyebarannya individu-individu itu dapat berada dalam kelompok-kelompok, dan
kelompok-kelompok itu terpisah antara satu dengan yang lain. Pemisahan
kelompok-kelompok itu dapat dibatasi oleh kondisi geografis atau kondisi cuaca
yang menyebabkan individu antar kelompok tidak dapat saling berhubungan untuk
melakukan tukar menukar informasi genetik. Populasi-populasi yang hidup secara
terpisah ini di sebut deme. Sebagai contoh, populasi banteng di Pulau Jawa
terpisah menjadi dua subpopulasi, yang satu terdapat di kawasan Taman Nasional
Baluran yang terletak di ujung timur, yang lain terdapat di kawasan Taman
Nasional Ujung Kulon yang berada di ujung barat Pulau Jawa. Jika isolasi
geografis atau cuaca itu menyebabkan hewan sama sekali tidak dapat melakukan
pertukaran informasi genetik, maka antara kelompok yang satu dengan yang lain
bisa terdapat variasi-variasi genetik sebagai akibat seleksi alam yang terjadi
di tempat masing-masing. Namun, jika ada kejadian yang memungkinkan dua
populasi yang terpisah dapat bersatu, pertukaran informasi genetik dapat
berlangsung.
Ada
dua ciri dasar populasi, yaitu :ciri biologis, yang merupakan ciri-ciri yang
dipunyai oleh individu-individu pembangun populasi itu, serta ciri-ciri
statistik, yang merupakan ciri uniknya sebagai himpunan atau kelompok
individu-individu yang berinteraksi satu dengan lainnya
1.ciri- ciri
biologi
Seperti halnya suatu individu, suatu populasi pun mempunyai ciri- ciri biologi,
antara lain :
a.Mempunyai
struktur dan organisasi tertentu, yang si fatnya ada yang konstan dan ada pula
yang berfluktuasi dengan berjalannya waktu (umur)
b.Ontogenetik,
mempunyai sejarah kehidupan (lahir, tumbuh, berdiferensiasi, menjadi tua
= senessens, dan mati)
c. Dapat
dikenai dampak lingkungan dan memberikan respons terhadap perubahan
lingkungan
d. Mempunyai
hereditas
e.Terintegrasi
oleh faktor- faktor hereditaa oleh faktor- fektor herediter (genetik) dan
ekologi (termasuk dalam hal ini adalah kemampuan beradaptasi, ketegaran
reproduktif dan persistensi. Persistensi dalam hal ini adalah adanya
kemungkinan untuk meninggalkan keturunanuntuk waktu yang lama.
2. ciri- ciri
statistik
Ciri- ciri statistik merupakan ciri- ciri kelompok yang tidak dapat di terapkan
pada individu, melainkan merupakan hasil perjumpaan dari ciri- ciri individu
itu sendiri, antara lain:
a. Kerapatan
(kepadatan) atau ukuran besar populasi berikut parameter- parameter utama yang
mempengaruhi seperti natalitas, mortalitas, migrasi, imigrasi, emigrasi.
b. Sebaran
(agihan, struktur) umur
c.Komposisi
genetik (“gene pool” = ganangan gen)
d.Dispersi(sebaran
individu intra populasi
B. Cara Mengukur
Populasi Hewan Dengan Metode :
1. Metode
Capture Re Capture ( tangkap dan tangkap lagi )
Metode
capture-recapture, merupakan metode yang sudah populer digunakan untuk menduga
ukuran populasi dari suatu spesies hewan yang bergerak cepat, seperti ikan,
burung atau mamalia kecil. Metode ini dikenal juga sebagai metode
Lincoln-Peterson berdasarkan nama penemunya.
Metode
ini pada dasarnya adalah menangkap sejumlah individu dari suatu populasi hewan
yang akan dipelajari. Individu yang ditangkap itu diberi tanda dengan tanda
yang mudah dibaca atau diidentikasi, kemudian dilepaskan kembali dalam periode
waktu yang pendek (umumnya satu hari). Setelah beberapa hari (satu atau dua
minggu), dilakukan pengambilan (penangkapan) kedua terhadap sejumlah individu
dari populasi yang sama. Dari penangkapan kedua ini, lalu diidentikasi individu
yang bertanda yang berasal dari hasil penangkapan pertama dan individu yang
tidak bertanda dari hasil penangkapan kedua. Adapun cara menandai hewan
bermacam-macam, tergantung spesies hewan yang diteliti, habitatnya (daratan,
perairan), lama periode pengamatan, dan tujuan studi. Namun, dalam cara apapun
yang digunakan, perlu diperhatikan syarat-syarat sebagai berikut:
- Tanda yang digunakan harus mudah dikenali kembali dan tidak ada yang hilang atau rusak selama periode pengamatan.
- Tanda yang digunakan tidak mempengaruhi atau mengubah perilaku aktivitas dan peluang hidup.
- Setelah diberi penandaan hewan-hewan itu harus dapat berbaur dengan individu-individu lain didalam populasi.
- Peluang untuk ditangkap kembali harus sama bagi individu-individu yang bertanda maupun tidak.
Dari
dua kali hasil penangkapan tersebut diatas, dapat diduga ukuran atau
besarnya populasi (N; indeks Petersen-Lincoln) dengan rumus sebagai berikut:
N= Mn/n
Dengan catatan :
M= jumlah
individu yang ditandai dan dilepaskan kembali pada periode pencuplikan ke-1.
N= jumlah total
yang bertanda maupun tidak bertanda pada periode pencuplikan ke-2.
M= jumlah
individu bertanda, yang tertangkap kembali pada periode pencuplikan ke-2.
Indeks
Keragaman atau Diversitas
Definisi diversity (keanekaragaman) seringkali
dianggap agak sulit karena sifatnya yang kompleks. Namun, yang patut diingat,
diversity melingkupi 2 komponen yaitu species apa saja yang terdapat dan
kelimpahan species tersebut (jumlah individu tiap species). Jadi, harap dipastikan
bahwa survey kita tidak hanya mencatat jenis tetapi juga berapa individu
species tersebut. Pengukuran species diversity umumnya menggunakan indeks yaitu
suatu nilai tunggal yang menggambarkan suatu keadaan secara sederhana. Secara
praktis, jika kita melakukan survey di beberapa lokasi, maka nilai indeksnya
dapat dibandingkan untuk mengetahui bagaimana perbedaan keanekaragaman di
lokasi-lokasi tersebut.
Beberapa
indeks species diversity yang umum digunakan:
1.
Simpson index
2.
Shannon’s index
Kekayaan species dan kesamaannya dalam suatu nilai
tunggal digambarkan dengan Indeks Deversitas. Indeks diversitas mungkin hasil
dari kombinasi kekayaan dan kesamaan species .Ada nilai indeks diversitas yang
sama didapat dari komunitas dengan kekayaan yang rendah dan tinggi kesamaan
kalau suatu komunitas yang sama didapat dari komunitas dengan kekayaan tinggi
dan kesamaan rendah . Jika hanya memberikan nilai indeks diversitas, tidak
mungkin untuk mengatakan apa pentingnya relatif kekayaan dan kesamaan species .
Diversitas dipresentasikan oleh Hill (1973 b) dengan lebih mudah secara
ekologi.
3
NA = S (Pi) 1/(1-A)
Dimana
Pi = ukuran individu (atau biomas, dll) yang dimiliki oleh satu species.
Hill
menunjukkan bahwa urutan 0, 1, dan 2 dari jumlah diversitas.
Jumlah
Diversitas
Hill
adalah:
Jumlah
0 : N0 = S dimana S adalah jumlah total species
Jumlah
1 : N1 = e H’ dimana H adalah indeks Shanon
Jumlah
2 : N2 = 1/l dimana l adalah indeks Simpson.
Jumlah
diversitas ini dalam unit-unit , jumlah species dihitung disebut oleh Hill
sebagai jumlah species efektif yang ada dalam sampel. Jumlah species efektif
ini adalah suatu hitungan untuk kelimpahan sebanding yang didistribusikan
diantara species. Lebih jelasnya , N0 adalah jumlah semua species dalam sampel
(tanpa memperhatikan kelimpahannya) , N2 adalah jumlah species yang paling
melimpah dan N1 adalah jumlah species yang melimpah (N1 selalu diantara N0 dan
N2). Dengan kata lain , jumlah species efektif adalah suatu hitungan dari
jumlah species
dalam
sampel dimana tiap species dipengaruhi oleh kelimpahannya . Contoh: sampel
dengan 11 species dan 100 individu dimana kelimpahan tersebar sebagai 90, 1, 1,
1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1. Hanya 1 species yang sangat melimpah, diduga N2
mendekati 1 (N2 = 1,23). N0 = 11 dan N1 = 1,74. Jadi unit Hill,s adalah species
yang jumlahnya meningkat : 1) kurang lebar ditempati species jarang (disebut
N0, jumlah yang paling rendah , adalah jumlah semua species dalam sampel), 2).
Nilai lebih rendah dihasilkan dari N1 dan N2, menunjukkan melimpah dan sangat
melimpah dalam sampel.
1.
Indeks Simpson
Indeks keragaman Simpson (indeks keragaman jenis)
adalah salah satu dari sejumlah indeks keanekaragaman , digunakan untuk mengukur keragaman. Dalam ekologi , sering digunakan untuk mengukur keanekaragaman hayati dari habitat. Mempertimbangkan jumlah spesies serta kelimpahan relatif dari
masing-masing spesies. Indeks Simpson merupakan probabilitas bahwa dua individu
dipilih secara acak di habitat tidak akan menjadi milik
spesies yang sama (Anonim, 2010).
l
= S Pi2
Dimana:
Pi adalah kelimpahan proporsial tiap species dengan Pi = ni, i = 1, 2, 3, . . .
. 5 dimana ni adalah jumlah individu pada species itu,N adalah jumlah total
inidividu yang diketahui untuk semua S species dalam populasi itu nilai indeks
ini dari 0 – 1 menunjukkan kemungkinan bahwa 2 individ yang diambil secara
random dari suatu populasi untuk species yang sama . Jika kemungkinan itu
tinggi bahwa ke-2 individu mempunyai species yang sama , maka diversitas
komunitas sampel itu rendah. Rumus di atas hanya digunakan untuk komunitas yang
terbatas dimana semua anggota dapat dihitung. Untuk komunitas yang tidak
terbatas dibuat pembiasannya:
l
= S ni(ni-1)
i=1
n(n-1)
2.
Indeks Shannon
Shannon-Wiener’s
Index
H’ = - Σpi ln pi
Di
mana H’ = nilai index Shannon-Wiener dan pi = proporsi dari tiap species
i. Jadi, H’ adalah jumlah dari seluruh pi ln pi untuk
semua species dalam komunitas. Jika komunitas hanya memiliki 1 species, maka H’
= 0. Semakin tinggi nilai H’ mengindikasikan semakin tinggi jumlah species dan
semakin tinggi kelimpahan relatifnya. Nilai indeks Shannon biasanya berkisar
antara 1.5 – 3.5, dan jarang sekali mencapai 4.5.
Indeks ini didasarkan pada teori informasi dan
merupakan suatu hitungan rata-rata
yang
tidak pasti dalam memprediksi individu species apa yang dipilih secara random
dari koleksi S species dan individual N akan dimiliki . Rata-rata ini naik
dengan naiknya jumlah species dan distribusi individu antara species-species
menjadi sama/merata . Ada 2 hal yang dimiliki oleh indeks Shanon yaitu ;
1.
H’=0 jika dan hanya jika ada satu species dalam sampel.
2.
H’ adalah maksimum hanya ketika semua species S diwakili oleh jumlah individu
yang sama, ini adalah distribusi kelimpahan yang merata secara sempurna.
H’
= -S (Pi LnPi) dimana H’ adalah rata-rata.
i=1
Tidak
pasti species dalam komunitas yang tidak terbatas membuat S* spesies yang
kelimpahan proporsional P1, P2, P3, . . . PS*. S* adan Pi’S adalah parameter
populasi dan dalam praktek H’ diduga dari suatu sampel sebagai :
H’ = S [ ( ni ) Ln ( ni ) ]
i=1 n n
Dimana
ni adalah jumlah individu tiap S species dalam sampel dan n adalah jumlah total
individu dalam dalam sampel. Jika n lebih besar, biasanya akan menjadi lebih
kecil.
2. Metode
Pengukuran Nisbi
Pengukuran
kerapatan nisbi, Karakteristik semua metode pengukuran kerapatan nisbi adalah
bahwa semuanya tergantung pada pengumpulan cuplikan yang mewakili tetapan nisbi
yang tidak diketahui hubungannya dengan besarnya populasi secara keseluruhan.
Jadi yang diperoleh hanya petunjuk kelimpahan yang kurang begitu akurat.
Sebenarnya banyak teknik perkiraan demikian itu, tetapan disini hanya beberapa
saja yang akan disajikan ialah :
- Jebakan, Termasuk jebakan untuk tikus lapangan,jebakan cahaya untuk insekata yang terbang malam, jebakan sumuran yang dipasang pada permukaan tannah untuk menjebak kutu, atau hewan kecil lainnya, jebakan isap bagi insekta terbang, serta jaring plankton. Hewan yang tertanggap tergantug tidak hanya kerapatan populasi tetapi juga aktivitas hewan itu, kisaran gerakan, dan kemempuan si pemasang jebakan, sehingga sebenarnya hanya akan dieroleh gambaran kasar mengenai kelimpahan dengan teknik ini
- Cacah butir tinja. Jikalau diketahui cacah butiran tinja dan rerata laju peninjaan akan diperoleh index besarnya populasi.
- Frekuensi vokalisasi. Beberapa kali ayam hutan berbunyi seletiap 15 menit dapat dipergunakan untuk index besarnya populasi ayam hutan
- Catatan kulit. Cacah hewan yang ditangkap oleh pemburu atau penjebak dapat dipergunakan untuk memperkirakan perubahan pada populasi mammalia catatan ada yang sampai 150 tahun yang lalu.
- Tangkapan per satuan usaha penangkapan ikan, misalnya cacah ikan yang ditangkap selama 100 jam dengan pukat harimau. Jika diperbandingkan akan dapat dipergunakan untuk memperkirakan kelimpahar ikan di suatu perairan
- Cacah artifak, misalnya butir tanah pada “rumah” kepiting, pohon untuk sarang tupai, bekas kepompong yang telah ditinggalkan insekta, dapat berguna untuk memperkirakan cacah hewan bersangkutan.
- Kuesioner dapat dikirimkan kepada penggemar berburu atau penjebak untuk mendapatkan perubahan populasi hewan yang jadi objeknya.
- Frekuensi. Persentase kuadrat yang dipergunakan dalam pengkajian suatu spesies khusus dapat berguna untuk memperkirakan kelimpahan nisbi.
- Kapasitas makan. Jumlah umpan yang diambil oleh tikus dapat dipergunakan untuk mengukur sebelum dan sesudah peracunan untuk memperoleh perubahan kerapatan.
- Penghitungan di jalanan. Cacah burung mangsa yang tampak waktu mengendarai mobil sejauh jarak yang telah dibakukan dapat dipergunakan sebagai index kelimpahan. Hasil metode pengukuran kerapatan nisbi tersebut diatas perlu dipelajari dan di evaluasi secara hati-hati. Hasil tersebut lebih merupakan pelengkap pada teknik langsung.Perlu dipertimbangkan 2 hal : pertama, bahwa informasi sensus yang akurat dan terperinci hanya dapat diperoleh untuk beberapa jenis hewan. Dalam kebanyakan kejadian harus puas dengan perkiraan kasar. Kedua, bahwa terdapat karya penelitian yang hanya berkenaan dengan hewan yang “mudah “ ialah burung dan mamalia
3.Metode sampling (cuplikan)
pada
metode ini, pencacahan dilakukan pada suatu cuplikan (sample), yaitu suatu
proporsi kecil dari populasi dan menggunakan hasil cuplikan tersebut untuk
membuat taksiran kerapatan (kelimpahan) populasi.
Pemakaian metode
ini bersangkut paut dengan masalah penentuan ukurann dan jumlah cuplikan, oleh
karena itu bersangkut paut pula dengan metode- metode statistik.beberapa metode
pencuplikan yang digunakan antara lain:
1. Metode
kuadrat
Pencuplikan
dilakukan pada suatu luasan yang dapat berbentuk bujur sangkar, persegi enam,
lingkaran dan sebagainya. Prosedur yang umum dipakai disini adalah menghitung
semua individu dari beberapa kuadrat yang diketahui ukurannya dan
mengekstrapolasikan harga rata- ratanya untuk seluruh area yang diselidiki.
2. Metoda
menangkap- menandai- menangkap ulang
Metode
ini dinamakan juga dengan “mark-recapture”, metode ini mengambil tiga asumsi
pokok, yaitu:
- individu- individu yang tidak bertanda maupun yang bertanda ditangkap secara acak.
- individu- individu yang diberi tanda mengalami laju mortalitas yang sama seperti yang tidak bertanda.
- tanda- tanda yang dikenakan pada individu tidak hilang ataupun tidak tampak.
3.
Metode removal (pengambilan)
Metode
ini umum digunakan untuk menaksir besar populasi mamalia kecil. Asumsi- asumsi
dasar yang digunakan dalm metode pengambilan adalah sebagai berikut:
- Populasi tetap stasioner selama periode penangkapan.
- Peluang setiap individu populasi untuk tertangkap pada setiap perioda panangkapan adalah sama.
- Probabilitas penangkapan individu dari waktu selama perioda penangkapan adalah sama.
4. Metode Sensus (Pencacahan
Total)
Pencacahan
total merupakan suatu cara menghitung secara langsung semua individu di suatu
tempat yang dihuni spesies yang diselidiki. Metode ini biasanya digunakan pada
berbagai spesies mamalia berukuran tubuh besar dan mudah tampak dalam
habitatnya, misal gajah di semak belukar. Pencacahan total juga dapat dilakukan
pada berbagai jenis hewan yang berukuran kecil, misal kelelawar dengan mencacah
individu yang keluar masuk dari lubang tempat tinggalnya. Dapat juga dilakukan
pada jenis hewan invertebrate sesil dengan ukuran tubuh yang tidak terlalu
kecil, misalnya teritip (Balanus sp). Pengukuran Kelimpahan Absolut :
Metoda-metoda Pencuplikan Metode pencuplikan (sampling method) merupakan metode
yang menggunakan pencacahan, namun dilakukan terhadap individu-individu dari
cuplikan-cuplikan (samples) yang masing-masing merupakan suatu proporsi kecil
dari populasi yang diperiksa.
DAFTAR PUSTAKA
http://adamrochmatulloh.wordpress.com/2010/12/24/laporan-simulasi-estimasi-populasi-hewan-ekologi-umum/.
Diakses pada tanggal 24/04/2014
http://myworldandmysecret.blogspot.com/2011/10/metode-menghitung-populasi-hewan.html. Diakses pada tanggal 24/04/2014
Suin,nurdin
Muhammad.1989. Ekologi Hewan Tanah. Bumi Aksara : Jakarta
No comments:
Post a Comment