DAFTAR ISI
Daftar Isi
…….………………………………………………………. 1
Latar Belakang
……………………………………………………… 2
Identifikasi Masalah
………………………………………………… 3
Tinjauan Pustaka
……………………………………………………. 4
Kesimpulan
…………………………………………………………. 13
Daftar Pustaka
……………………………………………………… 14
LATAR BELAKANG
Transgenik
adalah suatu organisme yang mengandung transgen melalui proses bioteknologi
(bukan proses pemuliaan tanaman), Transgen adalah gen asing yang ditambahkan
kepada suatu spesies. Suatu jasad yang memiliki sifat baru, yang sebelumnya
tidak dimiliki oleh jenis jasad tersebut, sebagai hasil penambahan gen yang
berasal dari jasad lain. Juga disebut organisme transgenik.
Teknik
bioteknologi tanaman telah dimanfaatkan terutama untuk memberikan karakter baru
pada berbagai jenis tanaman. Teknologi rekayasa genetika tanaman memungkinkan
pengintegrasian gen-gen yang berasal dari organisme lain untuk perbaikan sifat
tanaman. Salah satu contoh aplikasi bioteknologi di bidang pertanian adalah
mengembangkan tanaman transgenik yang memiliki sifat:
(1) toleran terhadap zat
kimia tertentu (tahan herbisida),
(2) tahan terhadap hama dan
penyakit tertentu,
(3) mempunyai sifat-sifat
khusus (misalnya: tomat yang matangnya lama, padi yang memproduksi
beta-caroten dan vitamin A, kedelai dengan lemak tak jenuh rendah, strawberry
yang rasanya manis, kentang dan pisang yang berkhasiat obat),
(4) dapat mengambil nitrogen
sendiri dari udara (gen dari bakteri pemfiksasi nitrogen disisipkan ke tanaman
sehingga tanaman dapat memfiksasi nitrogen udara sendiri), dan
(5) dapat menyesuaikan diri
terhadap lingkungan buruk (kekeringan, cuaca dingin, dan tanah bergaram
tinggi).
Identifikasi Masalah
1.
Apakah yang dimaksud
dengan tanaman transgenik.
2. Fungsi
dari tanaman transgenik.
3. Kelebihan
dan kelemahan tanaman transgenik.
4.
Perbedaan genetik
tanaman biasa dan tanaman transgenik.
Tinjauan Pustaka
Perkerkembangan
kemajuan bioteknologi saat ini telah memungkinkan dilakukan perbaikan sifat
tamanan melalui rekayasa genetika. Dengan teknologi ini, gen dari berbagai
sumber dapat dipindahkan kepada tanaman yang akan diperbaiki sifatnya, sehingga
teknologi ini biasa disebut teknologi transgenik (Faisal, 2005).
Tanaman transgenik
pertama-tama dilakukan pada tahun 1980-an , tahun 1988 telah dihasilkan 23 tanaman
transgenik, tahun 1989 meningkat menjadi 30 tanaman dan pada tahun 1990 sudah
lebih dari 40 jenis tanaman. Secara komersil Cina tahun1992 telah menanam
tanaman trasngenik, dan US tahun 1994 telah menghasilkan produk untuk
dikiomersilkan. Berbagai prodik teknologi transgenik yang telah dilakukan
sampai saat ini seperti kedelai, jagung,tembakau,kapas,padi,tomat, dan bahkan
beberapa dari komoditas ini sudah beredar di Indonesia dan dikonsumsi
masyarakat (Faisal, 2005).
Teknologi rekayasa
genetika merupakan transplantasi atau mencakokan satu gen kedalam gen lainnya,
dapat bersifat antar gen atau lintas gen melalui teknik biologi molekuler untuk
mendapatkan karakter yang dikehendaki (Faisal, 2005).
Deoksiribose
Nukleic Acid (DNA) adalah suatu molekul yang sangat panjang, terpilin
menjadi suatu spiral yang disebut double helix, yang merupakan dasar dari sifat
bawaan. Gen adalah kumpulan DNA yang terdapat dalam kromosom inti sel yang
berfungsi mengatur dan mengendalikan sifat makhluk hidup. Dari gen inilah sifat-sifat
diturunkan dari satu generasi kepada generasi selanjutnya (Faisal, 2005).
Fragmen
DNA yang mengandung gen target diklon pada molekul DNA sirkuler (plasmid) yang
disebut vektor . Vektor yang bertindak sebagai wahana yang membawa gen target
masuk kedalam gen tuan rumah (host), biasanya bakteri. Didalam sel tuan rumah
vektor melakukan replikasi yang menghasilkan turunan yang identik, baik
vektornya maupun gen target yang disisipkan. Ketika sel tuan rumah membelah,
molekul DNA rekombinan diwariskan kepada progeny dan terjaid lagi replikasi
vektor. Setelah terjadi sejumlah besar pembelahan sel, dihasilkan koloni atau
klon sel host yang identik. Tiap sel dalam klon mengandung satu atau lebih DNA rekombinan. Sifat-sifat
yang di kembangkan untuk pembuatan tanaman transgenik antara lain : gen yang resisten
terhadap hama, penyakit dan herbisida, gen mengandung protein tinggi, gen
resisten terhadap stress lingkungan, seperti kadar aluminium tinggi ataupun
kekeringan, dan gen mengekspresikan ciri fenotip yang sangat menarik, seperti
warna, bentuk bunga, bentuk daun dan pohon eksotik (Faisal, 2005).
Penekanan
pemberian karakter tersebut dapat dibagi kedalam beberapa tujuan utama yaitu
peningkatan hasil, kandungan nutrisi, kelestarian lingkungan, dan nilai tambah
tanaman-tanaman tertentu. Sebagai contoh, beberapa tanaman transgenik yang
dikembangkan adalah:
1.
Peningkatan
kandungan nutrisi: Pisang, cabe, raspberries, stroberi, ubi jalar
2.
Peningkatan
rasa: tomat dengan pelunakan yang lebih lama, cabe, buncis, kedelai
3.
Peningkatan
kualitas: pisang, cabe, stroberi dengan tingkat kesegaran dan tekstur yang
meningkat
4.
Kandungan bahan
berkhasiat obat: tomat dengan kandungan lycopene yang tinggi (antioksidan untuk
mengurangi kanker)
5.
Tanaman untuk
produksi vaksin dan obat-obatan untuk mengobati penyakit manusia
Perbedaaan pemuliaan tanaman konvensional dengan pemuliaan tanaman
secara transgenik :
Pemuliaan tanaman secara konvensional:
1.
Gen yang
dipindahkan berasal dari spesies yang sama
2.
Pemindahan gen
melalui perkawinan inter spesies
Pemuliaan tanaman secara transgenik:
1. Gen yang dipindahkan berasal
dari spesies yang berbeda
2. Pemindahan gen melalui rekayasa
genetika tanaman
Teknologi transfer gen digunakan untuk mendapatkan tanaman hasil
rekayasa genetika (tanaman transgenik) yang mempunyai sifat unggul yang
diinginkan. Metode transfer gen dibedakan menjadi dua yaitu:
A. Transfer gen secara langsung.
1. Particle bombardment (penembakan partikel / gene gun)
Prinsip
dari metode ini
adalah penembakan partikel
DNA-coated secara langsung ke sel atau jaringan tanaman.
2. Karbid silikon
Suspensi sel tanaman yang akan ditransformasi dicampur
dengan serat karbid silikon dan DNA plasmid dari gen yang diinginkan dimasukkan
ke dalam tube (tabung eppendorf) kemudian dicampur dan diputar menggunakan vortex.
3. Elektroporasi
Metode transfer DNA yang umum digunakan pada tanaman
monokotil adalah elektroporasi dari protoplas.
Elektroporasi menggunakan perlakuan
listrik bervoltase tinggi menyebabkan permiabilitas tibnggi pada membran
sel dengan membentuk pori-pori sehingga DNA mudah penetrasi kedalam
proptoplas. Perlakuan elektroporasi ini
seringkali dikombinasikan dengan
perlakuan poly ethylene glycol (PEG) pada protoplas.
B. Transfer gen secara tidak langsung
Pada tanaman monokotil, transfer gen sering
menggunakan Agrobacterium tumefaciens.
Agrobacterium tumefaciens strain liar
(galur alami) memiliki plasmid Ti. Pada plasmid Ti terdapat T-DNA digunakan
sebagai vektor untuk transformasi
tanaman yang telah dihilangkan virulensinya (disarmed), sehingga sel tanaman yang
ditransformasi mampu beregenerasi menjadi tanaman sehat hasil rekayasa
genetika. Gen yang diinginkan dimasukkan ke dalam sel tanaman dengan cara menitipkannya (menyisipkan) pada T-DNA.
Gambar 1. Perakitan
tanaman transgenik
CONTOH TANAMAN TRANSGENIK
Tabel tanaman transgenik
Tanaman
|
Gen ketahanan
|
Sumber gen
|
Hasil
|
Azuki bean
|
α-amylase inhibitor
|
Tanaman common
bean
|
Tahan serangan hama Kumbang Brucus
|
Kacang pea
(Pisum
sativum L.)
|
α-amylase inhibitor
|
common bean
|
Tahan serangan hama Bruchus pisorium
|
Kapas
|
Bt
|
Bacillus thuringiensis
|
Tahan serangan hama Cotton bollworm
|
Jagung
|
Bt
|
Bacillus thuringiensis
|
Tahan serangan hama Corn borer
|
Kentang
|
Bt
|
Bacillus thuringiensis
|
Tahan serangan hama Colorado potato
Beetle
|
Kentang
|
Rpi-blb
|
-
|
Tahan serangan hama Phytopthora infestans
|
Tomat Flavr Savr
|
polygalacturonase (PG)
|
Sejenis ikan yang hidup di Antartika
|
Tahan lama dalam penyimpanan
|
Jagung Bt tahan serangan hama Corn borer karena dapat menghasilkan
toksin pada bakteri.
|
|
Tomat Bt yang mengandung gen
Bt mampu bertahan dari serangan hama karena menghasilkan toksin yang dapat
membunuh hamanya.
Tomat tanpa biji hasil dari
transgenik
|
|
Tomat lemrosato
merupakan hasil transgenik dengan
aroma lemon dan mawar yang mengandung reduksi lycopen yang baik sebagai
antioksidan yang baik buat kesehatan tubuh.
Kentang hasil transgenik
mampu menghasilkan senyawa toksin yang mampu membunuh serangga penggerek akar
yang dapat mengurangi jumlah produksi kentang bahkan dapat membunuh tanaman
kentang tersebut.
|
|
Pemuliaan tanaman secara
konvensional merupakan persilangan allel dari gene yang sama dipadukan dalam
khromosomal sebagai hasil dari evolusi. Teknik konvensional merupakan teknologi
murah-meriah dan di lapangan kehadirannya relatif stabil dibanding dengan
teknik rekayasa genetik (GE). Kultivar tanaman hasil GE relatif tidak stabil
dibanding dengan kultivar tanaman non transgenik. Ketidakstabilan tanaman
transgenik di lapangan karena beberapa kenyataan :
1. Teknik recombinant DNA
(rDNA), menyisipkan satu gene yang diinginkan dengan menggunakan gen gun atau
teknik lainnya seperti menggunakan Ti-plasmid, chemopora-tion, electroporation
dll, ke dalam khromosom tanaman yang telah ada. Umumnya material genetik berasal
dari organisme dimana organisme ini tidak pernah bersilangan di alam.
2. Penyisipan material
genetik tidak dapat diprediksi dalam banyak parameter; jumlah DNA yang di
“transgene” kan, lokasi mereka (dalam khromosom, khloroplast dan mitokhondria),
ketepatan posisi (dimana dan
khromosom yang mana), struktur dan stabilitas fungsional mereka di
alam.
3. Tempat penyisipan gen bervariasi dan konsekuensinya adalah
berpotensi negatif dan sulit diprediksi (dikenal sebagai insertional
mutagenesis). Tempat penyisipan gen dapat mempengaruhi ekspresi dari
transgene yang disisipkan termasuk ekspresi gen-gen inang yakni gen-gen di
dalam organisme resipien) dan dikenal sebagai position effect (Anonim,
2010).
KEUNTUNGAN TANAMAN
TRANSGENIK
1.
Peningkatan kualitas
biji-bijian
2.
Peningkatan
kadar protein
3.
Pembentukan
tanaman resisten hama, penyakit, dan herbisida
4.
Pembentukan
tanaman toleran kekeringan, tanah masam, suhu ektrem
5.
Pembentukan
tanaman yang lebih bernilai nutrisi tinggi, seperti vit C, E dan β-karoten
KELEMAHAN TANAMAN TRANSGENIK
1.
Bioetik
2.
Keamanan dan
kekhawatiran
3.
Paten dari
organisme hasil rekayasa genetik
4.
Penggunaan untuk
terapi gen dan jaringan pada manusia
5.
Tanggung jawab
sosial dari sain dalam bisnis
Kesimpulan
1. Tanaman
transgenik adalah tanaman yang
telah disisipi atau memiliki gen asing
dari spesies tanaman
yang berbeda atau makhluk hidup lainnya. Penggabungan gen asing ini bertujuan
untuk mendapatkan tanaman dengan sifat-sifat yang diinginkan, misalnya pembuatan tanaman yang tahan
suhu tinggi, suhu rendah,kekeringan, resisten terhadap organisme pengganggu tanaman,
serta kuantitas dan kualitas yang lebih tinggi dari tanaman alami.
2. Tanaman transgenik tahan terhadap insekta, herbisida, dan
toleran terhadap lingkungan dan dapat meningkatkan produktifitas. Tanaman
transgenik yang tahan terhadap insekta akan menurunkan frekuensi aplikasi
pestisida. Pengurangan pemakaian pestisida sama artinya dengan tidak memasukkan
bahan-bahan kimia berbahaya ke dalam lingkungan, sehingga dampak pencemaran
lingkungan dapat dikurangi. Dalam kasus ini tanaman transgenik mampu
meningkatkan keramahan terhadap lingkungan.
3. Kelebihan
tanaman transgenik yaitu memiliki sifat-sifat unggul tanaman yang tahan
terhadap hama dan berbagai macam penyakit tergantung gen asing yang telah
disisipkan sehingga akan menguntungkan dari segi ekonomi.
Kelemahan dari tanaman
transgenik adalah adanyan resistensi hama terhadap toksin, pengurangan
keanekaragaman hayati dan kemungkinan adanya resiko bagi kesehatan pengonsumsi
tanaman transgenik.
4. Perbedaan
yang paling mencolok dari tanaman biasa dan tanaman transgenik adalah sifat
unggul yang dimiliki oleh tanaman transgenik struktur selnya pun berbeda karena
sudah disisipi gen organisme lain.
Daftar Pustaka
Anonim,2010. tanaman Transgenik. http://www.scribd.com/doc/14824776/TANAMAN-TRANSGENIK.
Diakses 27 Maret 2012 pukul 19.00 WIB.
Faisal,
2005. Tanaman Transgenik dan Kebijakan Perkembangannya di Indonesia. Jurnal
Ilmu Kefarmasian Indonesia, hal 29-36. Vol 3 No 1.Diakses tanggal 28 Maret 2012
pukul 19.00 WIB.
Surapati,
U. 2002. Ada Apa Dengan “Tanaman Trangenik”. Prosiding seminar ilmiah dan
Pertemuan tahunan. Diakses tanggal 27 Maret 2012 pukul 18.30 WIB.
No comments:
Post a Comment