Wednesday, October 14, 2015

Nematoda Yang Menyebabkan Penyakit Pada Tanaman



BAB II
ISI
2.1              Nematoda Yang Menyebabkan Penyakit Pada Tanaman
Nematoda berukuran sangat kecil, panjangnya berkisar antara 300-1.000 μm. Meskipun beberapa jenis mempunyai panjang sampai 4 mm. Secara umum nematoda berbentuk seperti belut, tubuh tidak bersegmen, simetris bilateral, transparan, tidak mempunyai rongga tubuh (pseudocelumate), tubuh dilapisi lapisan kutikula yang lembut sehingga memudahkan bergerak, dan tidak berkaki maupun anggota tubuh lain. Nematoda betina pada beberapa jenis dapat berbentuk seperti buah pir ketika memasuki stadia dewasa (Bambang Purnomo, 2006).
Contoh nematoda patogen tumbuhan, yaitu Meloidogyne javanica (nematoda bintil akar cabe), M. exiguagua (nematoda bintil akar kopi), Heterodera geotingiana (nematoda sista pada kacang), H. schachtii (nematoda sista pada kentang), Radopholus similis (nematoda pelubang akar pisang), Tylenchulus semipenetrans (nematoda jeruk), Pratylenchus spp. (nematoda luka), Ditylenchus dipsaci (nematoda batang dan umbi), Trichodorus christei (nematoda pemotong akar) (Bambang Purnomo, 2006).
Aktivitas Nematoda dalam tubuh tanaman berpengaruh secara kontinyu terhadap fisiologi inang Oleh karena itu, nematoda merupakan satu-satunya kelompok hewan yang dikategorikan ke dalam patogen. Nematoda berbentuk cacing tetapi dalam taksonomi bukan merupakan cacing (Vermes) (Bambang Purnomo, 2006).
Secara umum, serangan nematoda menyebabkan kerusakan pada, karena nematoda mengisap sel-sel akar, sehingga pembuluh jaringan terganggu, akibatnya translokasi air dan hara terhambat. Serangan nematoda juga dapat mempengaruhi proses fotosintesa dan transpirasi (Mustika, 2005).
 Untuk  yg di bawah sini tolong tambahin lagi ya J




2.1.1        Nematoda Sebagai Parasit Tanaman.
Nematoda parasit tanaman dapat menyebabkan kerusakan hampir mencapai 100 persen, yang menyebabkan kerusakan pada tanaman hampir semuanya hidup didalam tanah, baik yang hidup bebas didalam tanah bagian luar akar dan batang didalam tanah bahkan ada beberapa parasit yang hidupnya bersifat menetap didalam akar dan batang (Bambang Purnomo, 2006).

2.1.2  Cara Nematoda Parasit Tanaman Menyerang Akar Dan Pengaruhnya Terhadap Tanaman.
Nematoda yang menyerang akar tanaman hingga dapat menimbulkan kerusakan mekanis. yang menyebabkan kerusakan pada tanaman hampir semuanya hidup didalam tanah, baik yang hidup bebas didalam tanah bagian luar akar dan batang didalam tanah bahkan ada beberapa parasit yang hidupnya bersifat menetap didalam akar dan batang (Bambang Purnomo, 2006).
 Konsentrasi hidup nematoda lebih besar terdapat didalam perakaran tumbuhan inang terutama disebabkan oleh laju reproduksinya yang lebih cepat karena tersedianya makanan yang cukup dan tertariknya nematoda oleh zat yang dilepaskan dalam rizosfir awalnya, telur-telur nematoda diletakan pada akar - akar tumbuhan di dalam tanah yang kemudian telur akan berkembang menjadi larva dan nematoda dewasa. Berkumpulnya populasi nematoda disekitar perakaran ini mendorong nematoda menyerang akar dengan jalan menusuk dinding sel (Bambang Purnomo, 2006).
Nematoda dewasa terus-menerus bergerak tiap detik, tiap jam, tiap hari dan menetap di sekitar akar, dalam gerakan - gerakan tersebut nematoda menggigit dan menginjeksikan air ludah pada bagian akar tumbuhan, menyebabkan sel tumbuhan menjadi rusak. Gejala kerusakan pada akar akibat gigitan nematoda ditandai dengan adanya puru akar. Luka akar, ujung akar rusak dan akar akan membusuk apabila infeksi nematoda tersebut disertai oleh bakteri dan jamur patogen.       Gejala kerusakan pada akar biasanya selalu diikuti oleh pertumbuhan tanaman yang lambat dikarenakan terhambatnya penyerapan unsur hara oleh akar yang akhirnya terjadi defisiensi hara seperti daun menguning kering dan panas, sehingga produktifitas dan kuantitas hasil panen menurun bahkan untuk tanaman-tanaman tertentu mengakibatkan tanaman tidak dapat panen sama sekali (puso), menurun dan kualitasnya jelek (Bambang Purnomo, 2006).
2.1.3 Gejala Serangan Nematoda Pada Tanaman
Gejala serangan nematoda terbagi atas dua kelompok:
A.    Gejala serangan di atas permukaan tanah

1.   Pertumbuhan tidak normal yang diakibatkan oleh luka pada tunas, titik tumbuh, dan  primordial bunga:
a) Tunas mati.
Kadang-kadang serangan nematoda menyebabkan matinya tunas atau titik tumbuh tanaman, sehingga tanaman tidak dapat hidup. Kasus ini terjadi pada tanaman strawberry yang terserang Aphelenchoides

b) Batang dan daun mengkerut
Serangan nematoda pada titik tumbuh tanaman, kadang-kadang tidak sampai menyebabkan tanaman mati dan masih memungkinkan batang, daun, atau struktur lain dapat berkembang. Perkembangan organ-organ tersebut tidak sempurna sehingga menyebabkan terjadinya pengerutan atau pemuntiran. Contoh tanaman gandum terserang larva Anguina tritici pada daerah titik tumbuhnya
.
c) Puru biji
Biji tanaman rumputan atau biji-bijian yang terserang Anguina. Setelah bunga terbentuk, nematoda yang telah tumbuh sempurna mulai masuk dan menyerang padabagian ini sampai nematoda dewasa. Di tempat inilah nematoda bekembang biak. Akibatnya primordial bunga akan membentuk puru yang di dalamnya berisi sejumlah besar larva nematoda; nematoda ini mampu hidup pada waktu yang cukup lama.
(Bambang Purnomo, 2006).

2.   Pertumbuhan tidak normal sebagai akibat terjadinya luka pada bagian dalam batang dan daun.:

a) Nekrosis
Beberapa jenis nematoda hidup dan makan dalam jaringan batang dan daun, akibatnya terjadi nekrosis. Contoh gejala penyakit “cincin merah” pada batang kelapa yang terserang oleh Rhadinaphelenchus cocophilus, terjadi karena adanya luka pada pangkal batang tanaman tersebut. Contoh lain, Ditylenchus dipsaci yang menyebabkan luka pada batang dan daun pada berbagai tanaman.

b) Bercak dan luka daun.
Nematoda yang menyerang daun, kadang-kadang makan dan merusak parenkim. Nematoda tersebut masuk melalui stomata. Contoh : Aphelenchoides ritzemabosi yang menyerang daun Chrysantemum.

c) Puru pada daun
Anguina balsamophila dan A. millefolii menyebabkan terjadinya puru pada daun yang terserang oleh nematoda ini.

  1. Gejala Di Bawah Permukaan Tanah.

a)   Puru akar
           Gejala ini tampak apabila suatu tanaman terserang nematoda puru akar. Ada beberapa jenis nematoda yang menyebabkan puru akar, yaitu Meloidogyne spp., Naccobus, Ditylenhus radicicola. Kedua nematoda tersebut membentuk puru pada akar tanaman oat, barley, tomat, kentang dan jenis tanaman lain.

b)  Busuk
           Nematoda yang masuk pada tanaman menyebabkan luka. Terjadinya luka ini mula-mula disebabkan oleh cucukan nematoda, namun kerusakan yang lebih berat yang terjadi selanjutnya mungkin diakibatkan oleh serangan organisme lain yang masuk sebagai hama sekunder. Contoh. Gejal busuk oleh Ditylenchus destructor pada umbi kentang.

c)Nekrosis pada permukaan
           Nematoda yang makan akar tanaman dari luar, mungkin akan menyebabkan matinya sel-sel yang terdapat di permukaan jaringan. Keadaan ini selanjutnya akan mengakibatkan terjadinya perubahan warna pada bagian tersebut. Apabila populasi nematoda yang menyerang tinggi dapat menyebabkan matinya sel-sel epidermis, sehingga akar-akar yang masih muda akan berubah warnanya menjadi kekuningan sampai kecoklat-coklatan. Contoh Aphelenchoides parietinus menyerang Cladonia fimbriata (lumut kerak) dan Tylenchuluss semipenetrans menyerang tanaman jeruk.

d)  Luka
             Gejala ini terjadi apabila cucukan nematoda menyebabkan terjadinya luka yang berukuran kecil sampai sedang. Contoh: Radopholus similis pada akar pisang.

e)   Percabangan akar yang berlebihan (excessive root branching)
             Adanya serangan nematoda dapat memacu terbentuknya akar-akar kecil di sekitar ujung akar. Contoh serangan Naccobus, Trichodorus.

f)  Luka atau kematian ujung akar.
           Setelah nematoda makan pada akar, mengakibatkan ujungnya akan terhenti pertumbuhannya, demikian pula terhentinya pertumbuhan cabang-cabang akar, sehingga akan timbul gejala:
a. “Stubby root”; yaitu cabang-cabang akar yang berukuran kecil akan terhenti pertumbuhannya, sehingga membentuk ikatan akar.
b. “Coarse root”, yaitu apabila pertumbuhan akar yang menyamping terhenti, beberapa diantaranya berukuran pendek, system perakaran utama lebih besar dan tidak banyak dijumpai akar-akar yang kecil.
c. “curly tip”, yaitu luka yang terjadi pada sisi akar dekat ujung, yang mungkin akan menghambat pertumbuhan dan pemanjangan akar pada bagian sisi tersebut. Akibatnya akar akan memuntir. Gejala ini timbul akibat serangan nematoda Xiphinema (dagger nematode).
      (Bambang Purnomo, 2006).

2.1.2     Beberapa Spesies Nematoda Pada Tanaman Yang Banyak Ditemukan
A. Nematoda Puru Akar (Meloidogyne spp.)
          Nematoda Meloidogyne spp. adalah nematode parasit yang menyerang akar. Nematoda puru akar (Meloidogyne spp.) merupakan parasit penting dan banyak menyerang tanaman di lahan pengembangan maupun pembenihan, sehingga banyak menimbulkan kerugian bagi petani karena terjadi penurunan produktivitasnya. Nematode ini masuk kedalam akar dan menginfeksi akar, sehingga akar akan membengkak dan tidak dapat berfungsi dengan baik. Pada bagian akar yang membengkak ini terdapat nematode yang bersarang di dalamnya. (Bambang Purnomo, 2006).
          Nematoda Meloidogyne spp. adalah nematode parasit yang menyerang akar. Nematoda puru akar (Meloidogyne spp.) merupakan parasit penting dan banyak menyerang tanaman di lahan pengembangan maupun pembenihan, sehingga banyak menimbulkan kerugian bagi petani karena terjadi penurunan produktivitasnya. Nematode ini masuk kedalam akar dan menginfeksi akar, sehingga akar akan membengkak dan tidak dapat berfungsi dengan baik. Pada bagian akar yang membengkak ini terdapat nematode yang bersarang di dalamnya.
(Bambang Purnomo, 2006).

B. Nematoda Pelubang Akar (Radopholus similis) dan Gejala Serangannya
           Radopholus similis atau nematoda pelubang akar diketahui sebagai endoparasit migratori pada berbagai jenis tanaman. Nematoda ini merusak atau makan bagian korteks akar sehingga terjadi lubang-lubang pada akar tersebut. Semua stadia dapat dijumpai pada di dalam akar dan tanah. Jantan bersifat nonparasit, sedangkan stadia lainnya bersifat parasit pada tanaman (Mustika, 2003).
Nematoda R. Similis termasuk dalam Kelas Secernentea, Ordo Tylnchida, Famili Pratylenchidae dan Genus Radopholus (Williams and Siddiqi, 1973). Dari sisi biologi, nematoda luka akar mempunyai perbedaan dengan nematoda yang lain. Nematoda luka akar akan dapat berkembang biak lebih baik di dalam akar tanaman yang pertumbuhannya tidak baik. Tanaman yang mempunyai zat makanan minimal mendorong nematoda berkembang dibandingkan dengan tanaman yang menyediakan zat makanan optimal (Dropkin,1992).

C.     Nematofa Peluka Akar (Pratylenchus coffeae) dan Gejala Serangannya
Pratylenchus coffeae menyerang jaringan kortek akar serabut terutama akar-akar serabut yang aktif menyerap unsur hara dan air. Akibatnya akar serabut menjadi rusak, berwarna coklat dan terdapat luka-luka nekrotik. Luka-luka tersebut secara bertahap meluas, sehingga akhirya seluruh akar serabut membusuk. (Bambang Purnomo, 2006).
Gejala kerusakan oleh nematoda pada bagian tanaman. di atas permukaan tanah umumnya tidak spesifik. Tanaman tanaman tampak kerdil, pertumbuhan terhambat, ukuran daun dan cabang primer mengecil, daun tua berwarna kuning yang secara perlahan-lahan akhirnya rontok dan tanaman mati. Akar tanaman kopi yang terserang oleh P. coffeae warnanya berubah menjadi kuning, selanjutnya berwarna coklat dan kebanyakan akar lateralnya busuk. Luka yang terjadi pada akar berakibat merusak seluruh sistem perakaran tanaman kopi (Mustika, 2003)























DAFTAR PUSTAKA

Purnomo, Bambang . 2006. Materi Kuliah  Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman Universitas Bengkulu. Bengkulu.
Dropkin, V. H. 1992. Pengantar Nematologi Tumbuhan. Gadjah Mada University.Yogyakarta.
Mustika, I. dan Y. Nuryani. 2003. Penyakit-penyakit Utama Tanaman yang Disebabkan Oleh Nematoda. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Makalah pada ”Pelatihan Identifikasi dan Pengelolaan Nematoda Parasit Utama Tumbuhan”. Pusat Kajian Pengendalian Hama Terpadu (PKPHT)-HPT, Institut Pertanian Bogor, 26-29 Agustus 2009. 34 h.
Williams, T. D. dan J. Bridge. 1983 Plant Pathologist’s Pocketbook Second Edition. Commonwealth Agriculture Bureaux. The Canbrian News Ltd, Queen Street, Aberystwyth, wales. Halaman 225-249.

No comments:

Post a Comment