Abstrak


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pembangunan berkelanjutan atau suistainable development bukanlah
sesuatu hal yang baru secara Nasional
ataupun Internasional.
Namun dalam pelaksanaannya terdapat banyak konsep yang belum dipahami, sehingga pengaturan dan kebijakannya
mengalami banyak kendala, baik dalam segi ekonomi, sosial, dan budaya.

Indonesia merupakan negara dengan
tingkat keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, ditandai dengan ekosistem,
jenis dalam ekosistem, dan plasma nutfah (genetik). Dengan demikian, Indonesia
menjadi salah satu pusat keanekaragaman hayati dunia dan dikenal sebagai negara
mega-biodiversity. Keanekaragaman hayati
yang tinggi tersebut merupakan kekayaan alam yang dapat memberikan manfaat
vital dan strategi sebagai modal dasar pembangunan nasional masa kini maupun
masa yang akan datang.
Jumlah penduduk yang terus bertambah
menyebabkan kebutuhan dasar semakin besar, sehingga sering terjadi perubahan
fungsi hutan, sawah, dan kebun baik oleh pemerintah maupun swasta. Keadaan
demikian menyebabkan menyusutnya keanekaragaman hayati. Maka dari itu
konservasi keanekaragaman hayati menjadi suatu tindakan yang sangat penting
untuk dilakukan.
1.2 Maksud
dan Tujuan
Maksud dari pembuatan makalah berjudul
Peran Konservasi Keanekaragaman Hayati dalam Menunjang Pembangunan
Berkelanjutan adalah mengetahui dan memahami keanekaraman hayati Indonesia yang
berpotensi dalam pembangunan berkelnjutan dalam nasional maupun internasional.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberi konsep pembangunan
dengan memperhatikan dan mempertimbangkan dimensi lingkungan hidup.
1.3 Identifikasi Masalah
1.
Apa peranan konservasi keanekaragaman hayati dalam
pembangunan berkelanjutan.

2. Bagaimana Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Konservasi
2.1.1 Pengertian Konservasi

konservasi
dalam praktinya banyak di kaitkan dengan
upaya pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan. secara
sederhana konservasi diberi pengertian tentang
upaya pemanfaatan lingkungan dan atau sumberdaya alam yang di lakukan
saat ini,tetapi tetap mempertahankan keberadaanya di
waktu mendatang.keberadaan dalam hal ini tidak hanya dalam arti kualitas
tetapi juga dalam arti kuantitas. Oleh karenanya konservasi akan
dapat menghasilkan kelestarian.adanya kelestarian terhadap
sumberdaya alam dan lingkungan akan menjamin terciptanya penmaatan
yang berlanjut sehingga pembangunan berkelanjutan atau sustainable
development dapat terwujud ( Anonim,2011).
Kata konservasi diambil
dari istilah bahasa Inggris,yaitu conservation.arti conservation menurut
kamus Echols dan Shadily (1981) adalah pengawetan.sementara istilah
konservasi dapat diartikan dengan perlindungan alam
yang berasal dari kata natural conservation.Dalam
hal sumberdaya energi,konservasi diartikan sebagai
penyimpanan atau kekekalan energy (conservation of
energy). kata konservasi ini bila digunakan
untuk kata kerja,yaitu conserve,tetapi bila untuk
kata benda berarti kekolotan atau konservatisme.Sedangkan
untuk kata sifat,sering digunakan kata
konservatif atau conservative (bahasa Inggris)
( Anonim,2011).
2.1.2
Contoh Konservasi sumber daya alam di Indonesia:
1.
Kawasan suaka alam, adalah kawasan
dengan ciri khas tertentu baik didarat dan diperairan yang mempunyai fungsi
pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan, satwa, dan
ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai wilayah penyangga kehidupan.
2.
Kawasan pelestarian alam, adalah kawasan
dengan ciri khas tertentu baik didarat maupun diperairan yang mempunyai fungsi perlindungan
sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa,
serta pemanfaatannya secara lestari sumber daya alam hayati dan lingkungannya.
3.

Cagar
alam, adalah hutan suaka alam yang berhubungan dengan keadaan alam yang khas
termasuk alam hewani dan alam nabati yang perlu dilindungi untuk kepentingan
ilmu pengetahuan dan kebudayaan.


Selain contoh yang disebutkan diatas tentunya masih banyak lagi contoh yang lainnya seperti,melakukan reboisasi,membuang sampah pada tempatnya,tidak melakukan penebangan hutan secara liar dan lain-lain (Supriatna Jatna dkk. 2007).
2.2 Kenekaragaman Hayati
2.2.1 Pengertian
Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman
Hayati adalah keseluruhan variasi berupa bentuk, penampilan, jumla dan sifat yang dapat ditemukan pada mahluk hidup. Setiap saat kita dapat menyaksikan
berbagai macam makhluk hidup yang ada di sekitar kita baik di daratan maupun di
perairan. Misalnya, dihalaman rumah, kebun, sawah, atau di hutan. Di tempat itu
dapat kita jumpai bermacam-macam makhluk hidup mulai dari makhluk yang
berukuran kecil seperti semut hingga makhluk berukuran besar seperti burung,
ular atau gajah. Mulai dari yang berwarna
gelap hingga makhluk yang berwarna cerah dan menarik, begitu juga dengan tumbuhan, kita
dapat mengamati tumbuhan didaratan atau di lautan dengan jenis, ukuran, warna
dan bentuk yang beragam, di daratan misalnya dapat kita jumpai rumput, pohon,
jambu, durian, salak, apel, dan sebagainya, di perairan terdapat rumput laut
dan dilaut jenis tumbuhan lain dapat hidup (Ivan,2012).
Setiap makhluk
hidup memiliki ciri dan tempat hidup yang berbda. Melalui pengamatan, kita
dapat membedakan jenis-jenis makhluk hidup. Pembedaan makhluk hidup tanpa
dibuat berdasarkan bentuk, ukuran, warna, tempat hidup, tingkah laku, cara berkembang
biak, dan jenis makanan. Perbedaan
atau keanekaragaman hayati dapat disebabkan oleh faktor abiotik maupun oleh
faktor biotik. Perbedaan keadaan udara, cuaca, tanah, kandungan air, dan
intensitas cahaya matahari menyebabkan adanya perbedaan hewan dan tumbuhan yang
hidup. Hal tersebut mengakibatkan adanya keanekaragaman hayati. Pada umumnya pola distribusi
penyebaran tumbuhan dan hewan dikendalikan oleh faktor abiotik seperti yang
telah disebutkan sebelumnya. Perubahan pada faktor abiotik dapat menyebabkan
organisme berkembang dan melakukan spesialisasi (Ivan,2012).
2.2.2
Tingkat
Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati dapat ditandai dengan adanya makhluk
hidup yang beranekaragam. Keanekaragaman makhluk hidup tersebut dapat dilihat dari adanya
abiotik dapat menyebabkan organisme berkembang dan melakukan spesialisasi (Ivan,2012).
A.
Keanekaragam
Tingkat Ekosistem
Makhluk hidup dalam kehidupan selalu melakukan interaksi
dengan lingkungannya, baik dengan lingkungan abiotik maupun lingkungan biotik.
Bentuk interaksi tersebut akan membentuk suatu sistem yang dikenal dengan
isitilah ekosistem. Keanekaragam Tingkat ekosistem adalah keanekaragaman yang
dapat ditemukan di antara ekosistem. Di permukaan bumi susunan biotik dan
abiotik pada ekosistem tidak sama. Lingkungan abiotik sangat mempengaruhi
keberadaan jenis dan jumlah komponen biotik (makhluk hidu). Wilayah dengan
kondisi abiotik berbeda umumnya mengandung komposisi makhluk hidup yang
berbeda.
Kondisi lingkungan tempat hidup suatu makhluk hidup sangat
beragama keberagaman lingkungan tersebut biasanya dapat menghasilkan jenis
makhluk hidup yang beragam pula. Hal demikian dapat berbentuk karena adanya
penyesuaian sifat-sifat keturunan secara genetik dengan lingkungan tempat
hidupnya. Sebagai komponen biotik, jenis makhluk hidup yang dapat bertahan
hidup dalam suatu ekosistem adalah makhluk hidup yang dapat berinteraksi dengan
lingkungannya, baik
dengan komponen biotik maupun komponen abiotiknya. Jika susunan komponen biotik
berubah, bentuk interaksi akan berubah sehingga ekosistem yang dihasilkan juga
berubah (Ivan,2012).
B.
Keanekaragam
Tingkat Spesies (Jenis)

C. Keanekaragam Tingkat Gen
Setiap makhluk memiliki komponen pembawa sifat menurun.
Komponen tersebut tersusun atas ribuan faktor kebakaan yang mengatur bagaimana
sifat-sifat tersebut diwariskan. Faktor itulah yang sekarang kita kenal sebagai
gen. gen terdapat di lokus gen pada kromosom atau di dalam inti sel setiap
makhluk hidup. Akan tetapi susunan perangkat gen masing-masing individu dapat
berbeda-beda bergantung pada tetua yang menurunkannya. Itulah sebabnya
individu-individu yang etrdapat dalam satu jenis dan satu keturunan dapat
memiliki ciri-ciri dan sifat yang berbeda (Ivan,2012).
Keanekaragam tingkat gen adalah keanekaragam atau variasi
yang dapat ditemukan di antara organisme dalam satu spesies, Perangkat gen
mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam hal ini, faktor lingkungan dapat
memberi pengaruh terhadap kemunculan ciri atau sifat suatu individu. Misalnya
dua individu memiliki perangkat gen yang sama, tetapi hidup di lingkungan yang
berbeda maka kedua individu tersebut dapat saja memunculkan ciri dan sifat yang
berbeda (Ivan,2012).
2.3
Pembangunan
Berkelanjutan
2.3.1 Pengertian Pembangunan
Berkelanjutan
Pembangunan
pada umumnya dapat dipandang sebagai usaha-usaha terencana untuk mengubah
kebudayaan manusia. Yaitu berupa usaha-usaha terencana untuk meningkatkan
macam, kualitas, kuantitas yang harus dipenuhi bagi pemuasan kebutuhan utama
atau primer dalam usaha-usaha peningkatan kesejahteraan hidup manusia.
(Suparlan,2005)

Sementara
itu, di Indonesia mengingat
di era 1990-an gencar melaksanakan pembangunan dengan mengutamakan pada
pertumbuhan ekonomi semata-secara umum berbagai
program pembangunan di tanah air menuai banyak kegagalan yang lebih jauh
menyebabkan berbagai kerusakan lingkungan hidup. Demikian pula, kini setelah
lebih dari satu setengah dasawarsa, indonesia merubah paradigma pembangunan
dari pendekatan pertumbuhan ekonomi menjadi pembangunan berkelanjutan
(sustainable development), yaitu pembangunan yang bersifat holistik,
pro-ekonomi, pro-sosial, pro-lingkungan hidup dan pro-kepentingan jangka
panjang. Maka, seyogianya berbagai kegiatan pembangunan itu tidak menimbulkan
banyak kerusakan lingkungan (Soemarwoto,1991).
Pembangunan
secara sederhana dapat dilihat sebagai usaha terencana untuk meningkatkan taraf
kesejahteraan kehidupan para warga masyarakat. Dengan kata lain, pembangunan dapat
dilihat juga sebagai usaha-usaha terencana untuk merubah kebudayaan dari suatu
masyarakat yang semula kurang efektif dan kurang efsien dalam hal kegunaannya
untuk pemenuhan kebutuhan dan taraf kesejahteraan para pendukungnya menjadi
lebih efektif dan efisien dalam hal kegunaannya untuk mengeksploitasi dan
memanfaatkan sumber daya energi yang ada dalam lingkungan untuk peningkatan kesejahteraan
kehidupan manusia (Soemarwoto,1991).
Berdasarkan
perkembangan pembangunan di negara-negara berkembang , paradigma pembangunan
tersebut telah mengalami berbagai perubahan , anara lain pembangunan yang
menekankan pada pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan ekonomi dengan redistribusi,
pembangunan dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar manusia,
dan pembangunan berkelanjutan (Soemarwoto,1991).
2.3.2 Model Pembangunan
Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan
didefinisikan sebagai pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan generasi
sekarang tanpa mengorbankan kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi
kebutuhannya. Di
dalam definisi pembangunan berkelanjutan terkandung dua gagasan penting (WECD,
1987):
1.
Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan
esensial kaum miskin sedunia, yang harus diberi prioritas utama.
2. Gagasan
keterbatasan yang bersumber pada kondisi teknologi dan organisasi sosial
terhadap kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan kini dan hari depan.
Pembangunan berkelanjutan dimaksudkan
untuk mengintegrasikan aspek ekonomi dan pembangunan sosial yang mana untuk
upata proteksi dan meningkatkan kualitas lingkungan alam dan ekuitas sosial
(Soemarwoto,1991). Komitmen
dan kerjasama global hasil KTTbumi di Rio de Janeiro, Brasil tersebut
diruangkan dalam suatu formulasi yang disebut agenda 21, yang pada dasarnya
merupakan program aksi untuk mempersiapkan dunia dalam menghadapi tantangn abad
21, agar kualitas hidup manusia terus meningkat dan pembangunan tetap
berkelanjutan (KLH,1997).
Di lain pihak, secara teknis konsep pembangunan
berkelanjutan dalam penaatan ruang perkotaan mencakup hal-hal sebagai berikut (KLH,1997) :
- Pemanfaatan sumber daya perkotaan dengan menimbang wilayah yang lebih luas
- Pengembangan bentuk dan struktur perkotaan yang hemat energi
- Pemanfaatan lahan perkotaan yang menghindari kawasan peka lingkungan
- Penggunaan prosedur Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sebagai salah satu dasar dalam penilaian usulan pembangunan kegiatan yang diduga akan memberi dampak penting terhadap lingkungan hidup perkotaan.

Keberlanjutan
ekologi memegang peran penting karena melihat kenyataan bahwa ekonomi dan
masyarakat pada akhirnya sangat tergantung pada biosfer dan proses-proses
ekologi di dalamnya. Seperti dikemukakan terdahulu bahwa alam memberikan
pelayanan pada manusia dan ekonomi dengan sistem penunjang kehidupan yang
kompleks, seperti udara, air , sumber pangan, dan iklim yang sesuai untuk
survival serta sumber-sumber fisik yang menjadi fondasi untk kelangsungan
kepentingan-kepentingan ekonomi. Dengan demikian, kita dapat
menginterpretasikan bahwa aspek-aspek ekologi menjadi aspek penting bagi
penunjang pembangunan ekonomi dan sosial (Soemarwoto,1991).
Pembangunan
berkelajutan dipandang sebagai aternatif pembangunan yang mencoba menjembatani
paradigma developmentalis atau enviromentalis. Pembangunan
berkelanjutan memerlukan proses integrasi ekonomi dan ekologi melalaui upaya
perumusan paradigma dan arah kebijkan yang bertumpu pada kemitraan dan
partisipasi para pelaku pembangunan dalam mengelola sumber daya seoptimal
mungkin (Baiquni, 2002: 37).
BAB
III
PEMBAHASAN

Salah satu indikator dalam suatu pembangunan adalah
indikator biologi yaitu mahluk hidup (hayati). Indikator ini sangat penting
karena dalam suatu pembangunan, baik itu pembangunan yang menekankan pada
ekonomi ataupun pembangunan berkelanjutan semuanya bertujuan untuk kesejahteraan
mahluk hidup terutama manuisa. Dalam pembangunan berkelanjutan selain tujuan
untuk kesejahteraan manusia yang lebih diutamakan adalah pertama pro-lingkungan
yaitu pembangunan bersifat tidak merusak dan peduli terhadap lingkungan. Kedua
tentu saja pro-kepentingan jangka panjang artinya pembangunan diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan
datang.
Mahluk hidup (hayati) sebagai indikator pembangunan
teruatama pembangunan berkelanjutan akan memegang peranan penting kedepannya. Di
bumi ini kita mengetahui beragam mahluk hidup teruatama hewan dan tumbuhan.
Keanekaragaman tersebut merupakan sumber daya hayati dan sumber daya alternatif
bagi manusia. Indonesia merupakan negara dengan tingkat keanekaragaman hayati yang sangat
tinggi, yang ditandai dengan ekosistem, jenis dalam ekosistem, dan plasma
nutfah (genetik) yang berada di dalam setiap jenisnya. Akan tetapi Indonesia
juga merupakan negara dengan tingkat
keterancaman lingkungan yang tinggi, terutama terjadinya kepunahan jenis dan
kerusakan habitat, yang menyebabkan menurunnya keanekaragaman hayati. Maka dari
itu Indonesia merupakan salah satu wilayah prioritas konservasi keanekaragaman
hayati dunia.
Ancaman terhadap keanekaragaman
hayati tersebut dapat terjadi melalui berbagai cara berikut (Suhartini, 2009) :
1.
Perluasan areal pertanian dengan membuka hutan atau
eksploitasi hutannya sendiri akan mengancam kelestarian varietas liar/lokal
yang hidup di sana (seperti telah diketahui bahwa varietas padi liar banyak
dijumpai di hutan belukar, hutan jati dan hutan jenis lain). Oleh karena itu,
sebelum pembukaan hutan perlu dilakukan ekspedisi untuk pengumpulan data
tentang varietas liar/lokal.
2.
Rusaknya habitat varietas liar
disebabkan oleh terjadinya perubahan lingkungan akibat perubahan penggunaan
lahan.

3.
Alih fungsi lahan pertanian untuk penggunaan di luar
sektor pertanian menyebabkan flora yang hidup di sana, termasuk varietas padi
lokal maupun liar, kehilangan tempat tumbuh.
4.
Pencemaran lingkungan karena penggunaan herbisida
dapat mematikan gulma serta varietas tanaman budidaya termasuk padi.
5.
Semakin meluasnya tanaman varietas unggul yang lebih
disukai petani dan masyarakat konsumen, akan mendesak/tidak dibudidayakannya
varietas lokal.
6.
Perkembangan biotipe hama dan penyakit baru yang
virulen akan mengancam kehidupan
varietas lokal yang tidak
mempunyai ketahanan.
Oleh karena itu konservasi
keanekaragaman hayati perlu dilakukan agar pembangunan bisa terus berjalan.
Konservasi sumber daya alam hayati sendiri adalah pengelolaan sumberdaya alam
hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin
kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas
keanekaragaman dan nilainya. (UU No. 5 Tahun 1990) tentang Konservasi
Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Salah satu contoh strategi
konservasi telah digagaskan oleh Indonesia. Strategi konservasi keanekaragaman
hayati ini dalam Agenda 21 Indonesia (1997) dibagi sebagai berikut (Suhartini,
2009) :
1.
Meningkatkan pembentukan sistem kawasan lindung
berikut pengelolaannya secara efektif.
2.
Melestarikan
keanekaragaman hayati pada kawasan agroekosistem dan kawasan nonlindung/
produksi .
3.
Pelestarian
keanekaragaman hayati secara ex-situ
4.
Melindungi
sistem pengetahuan masyarakat tradisional serta meningkatkan seluruh sistem pengetahuan
yang ada tentang konservasi dan keanekaragaman hayati
5.
Mengembangkan
dan mempertahankan sistem pengelolaan keanekaragaman hayati
berkelanjutan, termasuk pembagian
keuntungan yang adil.

BAB
IV
KESIMPULAN
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan :
- Konservasi Keanekaragaman Hayati sangat berperan penting sebagai salah satu cara untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
Indonesia telah menggagas strategi konservasi keanekaragaman hayati yang dimana salah satu contohnya adalah pelestarian keanekaragaman hayati secara ex-xitu.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010. Pengertian Konservasi. http://id.shvoong.com/writing-and-
speaking/presenting /2061466- pengertian-konservasi/. Diakses pada tanggal 10
maret 2013.
Anonim, 2011. Makalah Konservasi. http://yolandunggio.blogspot.com/2011/01/makalah konservasi.html. Diakses pada tanggal 10 maret 2013.
Baiquni. M,2002. “Integrasi Ekonomi dan Ekologi Dari Mimpi Menjadi Aksi”, Wacana, Edisi 12, Tahun III,
Ivan,2012. laporan praktikum keanekaragaman hayat. http://ivannathan.blogspot.com /2012/05/ laporan-praktikum-keanekaragaman-hayati.html
Diakses pada tanggal 10 maret 2013.
KLH. 1997. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Jakarta
Soemarwoto,1991. Ekologi,
lingkungan hidup dan pembangunan . Bandung :
Djambatan.
Suhartini. 2009. Peran Konservasi Keanekaragaman Hayati Dalam
Menunjang Pembangunan Berkelanjutan. [Artikel] Yogyakarta : Universitas
Negeri Yogyakarta.
Supriatna, Jatna dkk.
2007. Biologi Konservasi. Jakarta :
Yayasan Obor Indonesia
WCED, 1987. Our Common Future. Oxford University Press, New York.
No comments:
Post a Comment