TUGAS MIKROBIOLOGI DASAR
“GENETIKA MIKROBA”
Dosen : Asri Peni
Wulandari Ph.D
Disusun oleh : Hana Hunafa Hidayat
NPM : 14041010003
UNIVERSITAS PADJAJARAN FAKUTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI
Genetika (dipinjam dari bahasa
Belanda: genetica, adaptasi dari bahasa Inggris: genetics,
dibentuk dari kata bahasa
Yunani γέννω, genno, yang berarti
"melahirkan") adalah cabang biologi yang
mempelajari pewarisan sifat pada organisme maupun
suborganisme (seperti virus dan prion).
Secara singkat dapat juga dikatakan bahwa genetika adalah ilmu tentang gen dan
segala aspeknya. Istilah "genetika" diperkenalkan oleh William Bateson pada
suatu surat pribadi kepada Adam Chadwick dan ia
menggunakannya pada Konferensi Internasional tentang Genetika ke-3 pada tahun
1906.
Bidang kajian genetika dimulai dari wilayah subselular (molekular) hingga
populasi. Secara
lebih rinci, genetika berusaha menjelaskan
- material pembawa informasi untuk diwariskan (bahan genetik),
- bagaimana informasi itu diekspresikan (ekspresi genetik), dan
- bagaimana informasi itu dipindahkan dari satu individu ke individu yang lain (pewarisan genetik)
Ilmu genetika
mendefinisikan dan menganalisis keturunan atau konstansi dan perubahan pengaturan dari berbagai
fungsi fisiologis yang membentuk karakter organisme. Unit keturunan disebut gen
yang merupakan suatu segmen DNA yang nukleotidanya membawa informasi karakter
biokimia atau fisiologis tertentu. Pendekatan tradisional pada genetika telah
mengidentifikasikan gen sebagai dasar kontribusi karakter fenotip atau karakter
dari keseluruhan stuktural dan fisiologis dari suatu sel atau organisme,
karakter fenotif seperti warna mata pada manusia atau resistensi
terhadap antibiotik pada bakteri, pada umumnya di amati pada tingkat organisme.
Dasar kimia untuk variasi dalam fenotif atau perubahan urutan DNA dalam suatu gen atau dalam
organisasi gen.
Ilmu
genetika mendefinisikan dan menganalisis keturunan (heredity) atau konstansi
dan perubahan pengaturan dari berbagai fungsi fisiologis yang membentuk
karakter organisme. Unit keturunan disebut gen,adalah suatu segmen DNA yang
nukleotidanya membawa informasi karakter biokimia atau fisiologis tertentu.
Pendekatan tradisional pada genetika telah mengidentifikasikan gen sebagai
dasar kontribusi karakter fenotip atau karakte dari keseluruhan stuktural dan
fisiologis dari suatu sel atau organisme, karakter fenotip seperti warna mata
pada manusia atau resistensi terhadap antibiotik pada bakteri, pada umumnya di
amati pada tingkat organisme. Dasar kimia untuk variasi daam fenotip, atau perubahan urutan DNA dalam suatu gen
atau dalam organisasi gen.(Jawets, 2001).
Penelaahan tentang genetika pertama
kali dilakukan oleh seorang ahli botani bangsa Austria, Gregor Mendel
pada tanaman kacang polongnya. Pada tahun 1860-an ia menyilangkan galur-galur
kacang polong dan mempelajari akibat-akibatnya. Hasilnya antara lain terjadi
perubahan-perubahan pada warna,bentuk, ukuran, dan siat-sifat lain dari kacang
polong tersebut.penelitian inilah ia mengembangkan hukum-hukum dasar kebakaan.
Hukum kebakaan berlaku umum bagi semua bentuk kehidupan. Hukum-hukum mendel
berlaku manusia dan juga organisme percobaan dahulu amat populer dalam
genetika, yakni lalat buah Drosophila. Namun sekarang,
percobaan-percobaan ilmu kebakaan dengan menggunakan bakteri Escherichia
coli. Bakteri ini di pilih karena paling mudah di pelajari pada
taraf molekuler sehingga merupakan organisme pilihan bagi banyak ahli genetika.
Hal ini membantu perkembangan bidang genetika mikroba. Jasad renik yang di
pelajari dalam bidang genetika mikroba meliputi bakteri, khamir, kapang, dan
virus (Waluyo, 2005).
Genetika
mikrobia tradisional terutama berdasarkan pada pengamatan atau observasi
perkembangan secara luas. Variasi fenotif telah diamati berdasar kemampuan gen
untuk tumbuh dibawah kondisi terseleksi, misalnya bakteri yang mengandung satu
genyang resisten terhadap ampisilin dapat dibedakan dari bakteri kekurangan gen
selama pertumbuhannya dalam lingkungan yang mengandung anti biotik sebagai
suatu bahan penyeleksi. Catatan, bahwa seleksi gen memerlukan expresinya
dibawah kondisi yang tepat, dapat diamati pada tingkat fenotif.
Genetika mikrobia telah mengungkapkan bahwa gen
terdiri dari DNA, suatu pengamatan yang melekat dasar bagi biologi molekuler.
Penemuan selanjutnya dari bakteri telahmengungkapkan adanya restriction
enzymes (enzim restriksi) yang memotong DNA pada tempat spesifik,
menghasilkan fragmen potongan DNA. Plasmida diidentifikasikan sebagai elemen
genetika kecil yang mampu melakukan replikasi diri pada bakteri dan ragi.
Pengenalan dari sebuah fragmen potongan DNA kedalam suatu plasmid memungkinkan
fragmen di perbanyak (teramplifikasi). Amplifikasi regio DNA spesifik dapat di
capai oleh enzim bakteri menggunakan polymerase chain reaction (PCR) atau
metode amplifikasi nukleotida berdasar enzim yang lain (misalnya amplifikasi
berdasar transkripsi). DNA yang di masukkan kedalam plasmid dapat di kontrol
oleh promoter ekspresi pada bakteri yang mengamati protein, di ekspresi pada
tingkat tinggi. Genetika bakteri mendasari perkembangan rekayasa genetika,
suatu teknologi yang bertanggung jawab terhadap perkembangan di bidang
kedokteran.(Jewetz, 2001).
Reproduksi Bakteri
Bakteri
tidak mengalami mitosis dan meiosis. Hal ini merupakan perbedaan penting antara
bakteri (prokariot) dengan sel eukariot. Reproduksi. Bakteri mengadakan
pembiakan dengan dua cara, yaitu secara aseksual dan seksual. Pembiakan secara
aseksual dilakukan dengan pembelahan, sedangkan pembiakan seksual dilakukan
dengan cara transformasi, transduksi , dan konjugasi. Namun, proses pembiakan
cara seksual berbeda dengan eukariota lainnya. Sebab, dalam proses pembiakan
tersebut tidak ada penyatuan inti sel sebagaimana biasanya pada eukarion, yang
terjadi hanya berupa pertukaran materi genetika (rekombinasi genetik). Berikut
ini beberapa cara pembiakan bakteri dengan cara rekombinasi genetik dan membelah
diri.
a. Rekombinasi
Genetik
Rekombinasi
Genetik adalah pemindahan secara langsung bahan genetic (DNA)
diantara
dua sel bakteri melalui proses berikut:
1. Transformasi
Transformasi
adalah perpindahan materi genetik berupa DNA dari sel bakteri yang satu ke sel
bakteri yang lain. Pada proses transformasi tersebut ADN bebas sel bakteri
donor akan mengganti sebagian dari sel bakteri penerima, tetapi tidak terjadi
melalui kontak langsung. Cara transformasi ini hanya terjadi pada beberapa
spesies saja, . Contohnya : Streptococcus pnemoniaeu, Haemophillus,
Bacillus, Neisseria, dan Pseudomonas. Diguga transformasi ini merupakan cara
bakteri menularkan sifatnya ke bakteri lain. Misalnya pada bakteri Pneumococci
yang menyebabkan Pneumonia dan pada bakteri patogen yang semula tidak kebal
antibiotik dapat berubah menjadi kebal antibiotik karena transformasi. Proses
ini pertama kali ditemukan oleh Frederick Grifith tahun 1982.
2. Transduksi
Transduksi adalah pemindahan materi genetik
bakteri ke bakteri lain dengan perantaraan virus. Selama transduksi, kepingan
ganda ADN dipisahkan dari sel bakteri donor ke sel bakteri penerima oleh
bakteriofage (virus bakteri). Bila virus – virus baru sudah terbentuk dan
akhirnya menyebabkan lisis pada bakteri, bakteriofage yang nonvirulen
(menimbulakan respon lisogen) memindahkan ADN dan bersatu dengan ADN inangnya,
Virus dapat menyambungkan materi genetiknya ke DNA bakteri dan membentuk
profag. Ketika terbentuk virus baru, di dalam DNA virus sering terbawa
sepenggal DNA bakteri yang diinfeksinya. Virus yang terbentuk memiliki dua
macam DNA yang dikenal dengan partikel transduksi (transducing particle).
Proses inilah yang dinamakan Transduksi. Cara ini dikemukakan oleh Norton
Zinder dan Jashua Lederberg pada tahun 1952.
3. Konjugasi
Konjugasi
adalah bergabungnya dua bakteri (+ dan –) dengan membentuk jembatan untuk
pemindahan materi genetik. Artinya, terjadi transfer ADN dari sel bakteri donor
ke sel bakteri penerima melalui ujung pilus. Ujung pilus akan melekat pada sel
peneima dan ADN dipindahkan melalui pilus tersebut. Kemampuan sel donor
memindahkan ADN dikontrol oleh faktor pemindahan ( transfer faktor = faktor F )
Proses konjugasi diawali dari pembentukan
berkas-berkas yang bergerak saling berdekatan dari kedua individu. Sel yang
berdekatan saling membentuk tonjolan. Ujung kedua tonjolan yang bersentuhan
saling melebur membentuk saluran konjugasi. Lewat saluran itu terjadilah aliran
protoplasma dari
satu sel ke sel yang lain. Kedua plasma
melebur, disebut plasmogami. Pada
bakteri selanjutnya terjadi transfer plasmid dari satu bakteri kepada bakteri
partner. Pada protozoa, seperti Paramecium,
terjadi transfer mikronukleus dua arah (saling bertukar).
b. Pembelahan Biner
Pada pembelahan ini, sifat sel anak yang dihasilkan sama dengan sifat sel
Pada pembelahan ini, sifat sel anak yang dihasilkan sama dengan sifat sel
induknya. Pembelahan biner mirip mitosis pada
sel eukariot. Badanya, pembelahan biner pada sel bakteri tidak melibatkan
serabut spindle dan kromosom. Pembelahan Biner dapat dibagi atas tiga fase,
yaitu sebagai berikut:
1. Fase pertama, sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus.
2. Fase kedua, tumbuhnya sekat akan diikuti oleh dinding melintang.
3. Fase ketiga, terpisahnya kedua sel anak yang identik. Ada bakteri yang segera berpisah dan terlepas sama sekali. Sebaliknya, ada pula bakteri yang tetap bergandengan setelah pembelahan, bakteri demikian merupakan bentuk koloni.
Pada keadaan normal bakteri dapat mengadakan pembelahan setiap 20 menit sekali. Jika pembelahan berlangsung satu jam, maka akan dihasilkan delapan anakan sel. Tetapi pembelahan bakteri mempunyai faktor pembatas misalnya kekurangan makanan, suhu tidak sesuai, hasil eksresi yang meracuni bakteri, dan adanya organisme pemangsa bakteri. Jika hal ini tidak terjadi, maka bumi akan dipenuhi bakteri.
1. Fase pertama, sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus.
2. Fase kedua, tumbuhnya sekat akan diikuti oleh dinding melintang.
3. Fase ketiga, terpisahnya kedua sel anak yang identik. Ada bakteri yang segera berpisah dan terlepas sama sekali. Sebaliknya, ada pula bakteri yang tetap bergandengan setelah pembelahan, bakteri demikian merupakan bentuk koloni.
Pada keadaan normal bakteri dapat mengadakan pembelahan setiap 20 menit sekali. Jika pembelahan berlangsung satu jam, maka akan dihasilkan delapan anakan sel. Tetapi pembelahan bakteri mempunyai faktor pembatas misalnya kekurangan makanan, suhu tidak sesuai, hasil eksresi yang meracuni bakteri, dan adanya organisme pemangsa bakteri. Jika hal ini tidak terjadi, maka bumi akan dipenuhi bakteri.
Selain mutasi, mekanisme lain yang dapat menyebabkan terjadinya variasi
genetik adalah rekombinasi. Jasad hidup yang diturunkan dari suatu induk tidak
selalu mempunyai sifat-sifat genetik yang sama dengan induknya karena umumnya
jasad turunan (progeny) telah mengalami komposisi genetik yang berbeda.
Rekombinasi pada bakteri
Transformasi, yaitu pemutusan fragmen kromosom maupun plasmid dari sel donor dan bergabung dengan fragmen kromosom maupun plasmid dari sel penerima.
Transduksi, yaitu pemindahan DNA dari satu bakteri ke bakteri lain melalui pertolongan virus yang menginfeksi bakteri (bakteriofage) dan DNAnya terintegrasi dengan kromosom bakteri (fage temperate).
Lisogeni, yaitu bergabungnya DNA (pada jenis fage tertentu) ke dalam kromosom melingkar sel inang secara kovalen.
Konjugasi, yaitu pemindahan episoma (molekul DNA mirip plasmid) melalui factor F (fertilitas) dari sel donor (F+) ke sel penerima (F-).
Rekombinasi genetik adalah proses
pertukaran elemen genetik yang dapat terjadi antara untaian DNA yang berlainan
(interstrand), atau antara bagian-bagian gen yang terletak dalam satu untaian
DNA (intrastrand). Dalam pengertian yan lebih sederhana, rekombinasi genetik
didefinisikan menjadi penggabungan gen dari satu atau lebih sel ke sel target.
Sel yang disisipi atau dimasuki gen dari luar atau dari sel lain disebut biakan
rekombinan.
Fungsi dari rekombinasi genetik bervariasi tergantung mekanismenya. Beberapa fungsi rekombinasi genetik adalah memelihara perbedaan genetik, sistem perbaikan DNA khusus, regulasi ekspresi gen tertentu, dan penyusunan kembali genetik yang diprogram selama perkembangan.
Fungsi dari rekombinasi genetik bervariasi tergantung mekanismenya. Beberapa fungsi rekombinasi genetik adalah memelihara perbedaan genetik, sistem perbaikan DNA khusus, regulasi ekspresi gen tertentu, dan penyusunan kembali genetik yang diprogram selama perkembangan.
DAFTAR PUSTAKA
Zaid,2009. Genetika Mikroorganisme, Sebuah Elemen Dasar Penyusun
Kehidupan Mikroorganisme. http://zaifbio.wordpress.com/2009/01/31/genetika-sebuah-elemen-dasar-penyusun-kehidupan-mikroorganisme/. Diakses pada tanggal 26 november
2011.
Harkce,2007.Reproduksi Bakteri.http://educorolla2.blogspot.cIm/2009/03/reproduksil
november 2011.
Anonim, 2011.Genetika Bakteri
Makalah.doc.http://pharzone.com. Diakses pada tanggal 26
November
2011.
TUGAS PERTANYAAN DAN JAWABAN
Apakah
kebutaan adalah akibat keturunan, dan apa penyebabnya?
Peneliti menemukan protein gen penyebab kebutaan turun
temurun.Peneliti Universitas Bochum, Jerman, melakukan tes genetika untuk memeriksa pengaruh gen CCDC66 terhadap kasus retinitis pigmentosa, yakni penyakit kebutaan turun temurun karena kerusakan retina. Uji coba protein gen ini dilakukan pada tikus.
"Sejak awal penelitian ini, kita belum mengetahui fungsi protein gen CCDC66. Bersama Dr. Thomas Rlicke dari Vienna dan Prof. Dr. Saleh Ibrahim dari Lbeck, kami meneliti pengaruh kekurangan protein ini secara genetik," ujar Prof. Epplen.
Tim peneliti mengamati dampak kekurangan CCDC66 pada tikus. "Setelah mengujicobakan pada tikus, kami melihat bahwa daya penglihatan tikus berkurang," ujar Epplen.
Perubahan atau mutasi gen ini berpengaruh pada menurunnya daya pengelihatan tikus dalam waktu beberapa bulan saja. Sementara proses yang sama bisa jadi butuh waktu bertahun-tahun pada manusia dan anjing. Intinya, protein CCDC66 ternyata memengaruhi kemampuan retina tikus.
Saat ini peneliti terus menyelidiki apakah mutasi gen CCDC66 menjadi petunjuk memahami penyakit kebutaan turun-temurun pada manusia. [mor]
No comments:
Post a Comment