Saturday, October 24, 2015

UPAYA KONSERVASI DENGAN PENANAMAN TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA)



UPAYA KONSERVASI DENGAN PENANAMAN
Description: D:\data\myu\maru\Lambang Unpad.jpgTANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA)





DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 05
Nurmaryati. S
140410100003
Irpan Fauzi
140410100045
Tika Noviana
140410100012
Ismi Istiqomah R.
140410100051
Adhy Widya. S
140410100014
Novandha L. W
140410100056
Nisa Auliya. M
140410100027
Karlina Sulistiyani
140410100088
Dini Primadiani
140410100032
Fachmi Azhar A.
140410100089
Hana Hunafa
140410100036
Silmi Nur. S
140410100102
Acep. M Hamdan
140410100043
Ilyas Nursamsi
140410100104

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2013
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
 Indonesia merupakan salah satu  negara tropis yang mempunyai berbagai  jenis tanaman obat dan bahkan beberapa jenis diantaranya merupakan jenis tanaman langka. Tanman obat mempunyai nilai penting karena memiliki fungsi yang sangat berguna bagi manusia. Semakin mahalnya obat kimia saat ini masyarakat mulai kembali beralih pada obat alami yaitu tanaman obat. Tanaman obat ini ditanam oleh masyarakat dan dengan bantuan pemerintah daerah sehingga dapat mendirikan taman tanaman obat. Pengelolaan dan pemanfaatannya dilakukan secara bersama-sama. Selain di taman tanaman obat, masyarakat juga membuat taman tanaman obat kecil di halaman rumah masing-masing disesuaikan dengan kebutuhan setiap keluarga. Tanaman obat yang dikonservasi oleh masyarakat dinamakan Tanaman Obat Keluaraga (TOGA).
            (TOGA) adalah tanaman hasil budidaya rumahan yang berkhasiat sebagai obat. Tanaman ini biasanya hidup pada sebidang tanah, baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan obat-obatan dalam keluarga maupun masyarakat di sekitarnya.
            Semakin lama tanaman obat ( TOGA ) mendapat banyak perhatian dari masyarakat luas dan mulai diberdayakan di berbagai tempat/daerah sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah tersebut. Selain sebagai upaya konservasi,  penanaman TOGA juga dapat memberikan informasi kepada masyarakat seputar jenis-jenis tumbuhan sebagai upaya penyadaran masyarakat untuk bisa ikut serta memelihara jenis-jenis tumbuhan tersebut. 


1.2. Identifikasi Masalah
1.      Apakah upaya yang telah dilakukan dalam mendukung uapay konservasi.
2.      Mengapa menanam tumbuhan obat keluarga menjadi suatu prioritas.
1.3 Maksud dan Tujuan
            Maksud dibuat makalah ini adalah untuk mengetahui upaya konservasi yang dilakukan oleh masyarakat atau lembaga masyarakat tertentu. Tujuan dibuat makalah ini adalah untuk mengetahui peran masyarakat atau lembaga masyarakat dalam upaya konservasi.













BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman Obat
Pemanfaatan tanaman sebagai obat sudah seumur dengan peradaban manusia. Tumbuhan adalah gudangnya bahan kimia yang memiliki sejuta manfaat termasuk untuk obat berbagai penyakit. Kemampuan meracik tumbuhan berkhasiat obat dan jamu merupakan warisan turun temurun dan mengakar kuat di masyarakat. Tumbuhan yang merupakan bahan baku obat tradisonal tersebut tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Di hutan tropis Indonesia terdapat 30.000 spesies tumbuhan. Dari jumlah tersebut sekitar 9.600 spesies diketahui berkhasiat obat, tetapi baru 200 spesies yang telah dimanfaatkan sebagai bahan baku pada industri obat tradisional. Peluang pengembangan budidaya tanaman obat-obatan masih sangat terbuka luas sejalan dengan semakin berkembangnya industri jamu, obat herbal, fitofarmaka dan kosmetika tradisional.
Tanaman obat dapat didefenisikan juga sebagai jenis tanaman yang digunakan sebagai obat, bahan, maupun ramuan obat-obatan. Ahli lain mengelompokkan tanaman berkhasiat obat menjadi tiga kelompok, yaitu :
1. Tumbuhan obat tradisional merupakan spesies tumbuhan yang diketahui atau dipercayai masyarakat memiliki khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan baku obat tradisional.
2. Tumbuhan obat modern merupakan spesies tumbuhan yang secara ilmiah telah dibuktikan mengandung senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat obat dan penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan secara medis.
3. Tumbuhan obat potensial merupakan spesies tumbuhan yang diduga mengandung bahan biokatif yang berkhasiat obat tetapi belum dibuktikan penggunaannya secara ilmiah ataupun medis sebagai bahan obat (Anonymous, 2011).
Sejak zaman dahulu masyarakat Indonesia mengenal dan memanfaatkan tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam penanggulangan masalah kesehatan yang dihadapinya. Pengetahuan tentang pemanfaatan tanaman obat merupakan warisan budaya bangsa Indonesia yang berasal dari pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan yang secara turun-temurun telah diwariskan oleh generasi berikutnya, termasuk generasi saat ini. Pengobatan tradisional dengan tanaman obat merupakan pengobatan yang efektif, efesien dan ekonomis (Wijakusuma, 2000).
Lebih dari 1000 spesies tanaman dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku obat. Tanaman tersebut mampu menghasilkan metabolit sekunder dengan struktur molekul dan aktivitas biologi yang beraneka ragam, memiliki potensi yang sangat baik untuk dikembangkan menjadi obat berbagai penyakit (Radji, 2005).
Penggunaan bahan alam, baik sebagai obat maupun tujuan lain cenderung meningkat, terlebih dengan adanya isu back to nature serta krisis berkepanjangan yang mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat. Obat tradisional dan tanaman obat banyak digunakan masyarakat menengah kebawah terutama dalam upaya preventif, promotif dan rehabilitatif. Sementara ini banyak orang beranggapan bahwa penggunaan tanaman obat maupun obat tradisional relatif lebih aman dibandingkan obat sintesis (Pramono, 2009).
Kenyataannya, bahan obat alam yang berasal dari tanaman porsinya lebih besar dibandingkan yang berasal dari hewan atau mineral, sehingga sebutan obat tradisional hampir selalu identik dengan tanaman obat (Pramono, 2009).
2.2. Pengertian TOGA
Toga adalah singkatan dari tanaman obat keluarga. Tanaman obat keluarga pada hakekatnya sebidang tanah baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman obat ataupun bahan obat tersebut selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat, khususnya obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.

2.3. Tanaman Jahe
Jahe merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. Jahe (Zingiber officinale) berasal dari Asia, yang tersebar dari India sampai Cina. Karena itu, kedua bangsa ini disebut-sebut sebagai bangsa yang pertama kali memanfaatkan jahe, terutama sebagai bahan minuman, bumbu masakan dan obat.
Tanaman jahe telah lama dikenal dan tumbuh baik di negara kita. Jahe merupakan salah satu rempah-rempah penting. Rimpangnya sangat luas dipakai, antara lain sebagai bumbu masak, pemberi aroma dan rasa pada makanan seperti roti, kue, biscuit, kembang gula dan berbagai minuman. Jahe juga digunakan dalam industri obat, minyak wangi dan jamu tradisional. Jahe juga dapat memberi efek rasa panas dalam perut, maka jahe juga digunakan sebagai bahan minuman seperti bandrek, sekoteng dan sirup (Koswara, 2011).
Jahe telah dibudidayakan di negara-negara Australia, Sri Lanka, Cina, Mesir, Yunani, India, Indonesia, Jamaika, Jepang, Meksiko, Nigeria, dan Pakistan. Jahe dari Jamaika mempunyai kualitas tertinggi. India merupakan negara produsen terbesar, yaitu lebih dari 50 persen dari total produksi jahe dunia (Dechacare, 2011).
2.3.1. Kandungan Rimpang Jahe
Sifat khas jahe disebabkan adanya minyak atsiri dan oleoresin jahe. Aroma harum jahe disebabkan oleh minyak atsiri, sedangkan oleoresinnya menyebabkan rasa pedas. Minyak atsiri dapat diperoleh atau diisolasi dengan destilasi uap dari rhizoma jahe kering. Ekstrak minyak jahe berbentuk cairan kental berwarna kehijauan sampai kuning, berbau harum, tetapi tidak memiliki komponen pembentuk rasa pedas. Kandungan minyak atsiri dalam jahe kering sekitar 1-3 %. Komponen utama minyak atsiri jahe yang menyebabkan bau harum adalah zingiberen dan zingiberol.
Oleoresin jahe banyak mengandung komponen pembentuk rasa pedas yang tidak menguap. Komponen dalam oleoresin jahe terdiri atas gingerol dan zingiberen, shagaol, minyak atsiri dan resin. Pemberi rasa pedas dalam jahe yang utama adalah zingerol (Koswara, 2011).
2.3.2. Khasiat Jahe
Sejak dulu Jahe dipergunakan sebagai obat, atau bumbu dapur dan aneka keperluan lainnya. Jahe dapat merangsang kelenjar pencernaan, baik untuk membangkitkan nafsu makan dan pencernaan.
Jahe yang digunakan sebagai bumbu masak terutama berkhasiat untuk menambah nafsu makan, memperkuat lambung, dan memperbaiki pencernaan. Hal ini dimungkinkan karena terangsangnya selaput lendir perut besar dan usus oleh minyak asiri yang dikeluarkan rimpang jahe.
Minyak jahe berisi gingerol yang berbau harum khas jahe, berkhasiat mencegah dan mengobati mual dan muntah, misalnya karena mabuk kendaraan atau pada wanita yang hamil muda. Juga rasanya yang tajam merangsang nafsu makan, memperkuat otot usus, membantu mengeluarkan gas usus serta membantu fungsi jantung. Dalam pengobatan tradisional Asia, jahe dipakai untuk mengobati selesma, batuk, diare dan penyakit radang sendi tulang seperti artritis. Jahe juga dipakai untuk meningkatkan pembersihan tubuh melalui keringat (Koswara, 2011)
Penelitian modern telah membuktikan secara ilmiah berbagai manfaat jahe, antara lain :
• Menurunkan tekanan darah. Hal ini karena jahe merangsang pelepasan hormon adrenalin dan memperlebar pembuluh darah, akibatnya darah mengalir lebih cepat dan lancar dan memperingan kerja jantung memompa darah.
• Membantu pencernaan, karena jahe mengandung enzim pencernaan yaitu protease dan lipase, yang masing-masing mencerna protein dan lemak.
•  Gingerol pada jahe bersifat antikoagulan, yaitu mencegah penggumpalan darah. Jadi mencegah tersumbatnya pembuluh darah, penyebab utama stroke, dan serangan jantung. Gingerol juga diduga membantu menurunkan kadar kolesterol.
• Mencegah mual, karena jahe mampu memblok serotonin, yaitu senyawa kimia yang dapat menyebabkan perut berkontraksi, sehingga timbul rasa mual. Termasuk mual akibat mabok perjalanan.
• Membuat lambung menjadi nyaman, meringankan kram perut dan membantu mengeluarkan angin.
• Jahe juga mengandung antioksidan yang membantu menetralkan efek merusak yang disebabkan oleh radikal bebas di dalam tubuh (Koswara: 2011)
2.4 Klasifikasi Tanaman yang dapat dijadikan Makanan & Obat Tradisional
Tanaman-tanaman yang dapat dijadikan sebagai makanan maupun sebagai obat tradisional adalah sebagai berikut :
1.  Tanaman yang tumbuh liar
2.  Tanaman dari jenis Umbi-umbian
3.  Tanaman yang berbentuk Pagar Hidup
4.  Tanaman yang Merambat
5.  Tanaman yang termasuk Pohon Peneduh

2.5 Manfaat Tanaman sebagai Makanan & Obat Tradisional
Beberapa manfaat yang dapat dipetik dari tanaman obat, antara lain :
     • Memelihara dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit
     • Menjaga dan mempertahankan vitalitas tubuh agar tetap sehat dan segar
     • Memelihara dan meningkatkan metabolisme didalam tubuh agar lancar tanpa
        gangguan
     • Memperkuat kerja jantung
     • Mencegah kanker dan tumor sedini mungkin
     • Membersihkan senyawa beracun di dalam tubuh
     • Menurunkan kadar gula dan kolesterol di dalam darah
      • Meningkatkan dan memelihara gairah seksual

2.6 Daun sendok
Description: H:\TIPUS TOGA\williamwhakim  TOGA (Tanaman Obat Keluarga )_files\daun_sendok.jpg
Daun sendok (Plantago major) merupakan tanaman terna tahunan. Tingginya hanya 80 cm dan tumbuh di dataran rendah hingga dataran tinggi dengan ketinggian 3.000 m dpl. Biasanya, daun sendok dapat ditemukan  di daerah berbatu, tepi jalan, atau di padang rumput yang agak lembab.
Bagian tanaman yang bermanfaat sebagai obat adalah daunnya. Daun tersebut dapat digunakan untuk mengobati demam, batu ginjal, bekas luka, dan bisul.

2.7 Ketepeng Cina
Ketepeng Cina (Cassia Alba) merupakan tanaman semak dengan ketinggian mencapai 5 meter. Daun tersusun majemuk terdiri dari 8 – 24  pasang, berbentuk lonjong sampai bulat telur sungsang.
Bagian yang berkhasiat sebagai obat adalah bagian daunnya. Pasalnya, daun ketepeng cina mengandung beberapa zat aktif seperti asam krisofanik, krisorobin, oksimetil, antarakinon, dan tanin yang berguna untuk mengobati sakit kulit, demam, dan laksan.

2.8 Bawang Merah
Bawang merah sering disebut berambang. Tanaman ini banyak ditanam orang di sawah ataupun ladang yang cukup memperoleh sinar matahari. Tumbuhan berumpun dan berumbi lapis ini berwarna keungu-unguan dan berbau tajam. Tanaman semusim yang tidak berbatang itu daunnya hijau panjang, berbentuk tabung yang ujungnya lancip. Bunganya berwarna putih kemerah-merahan. Baik umbi maupun daunnya sehari-hari dipakai untuk mengharumkan dan menyedapkan berbagai makanan. Namun bawang merah juga sering dipakai dalam berbagai ramuan obat tradisional.
Bawang merah mengandung flavonglikosida, dianggap anti radang, pembunuh bakteri, sedangkan kandungan saponinnya mengencerkan dahak. Bawang merah memiliki sejumlah zat lain yang berkhasiat menurunkan panas, menghangatkan, memudahkan pengeluaran angin dari perut, melancarkan pengeluaran air seni, mencegah penggumpalan darah, menurunkan kolesterol, dan kadar gula dalam darah. Menurut penelitian terakhir, bawang merah juga bisa mencegah kanker karena kandungan sulfurnya. Umbi lapisnya mengandung zat-zat seperti protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, vitamin B1 dan C.

2.9 Lengkuas (Laos)
Lengkuas yang memiliki nama latin Alpinia galanga, Linn merupakan jenis tumbuhan umbi-umbian yang bisa hidup di daerah dataran tinggi dan dataran rendah.  
Batangnya terdiri dari susunan pelepah daun. Daunnya bulat panjang dimana daun bagian bawah terdiri dari pelepah-pelepah saja sedang bagian atas lengkap dengan helaian daun. Bunganya muncul pada ujung tumbuhan.
Lengkuas atau laos ada yang berimpang putih, ada pula yang berimpang merah. Yang merah ukurannya lebih besar dan khasiatnya untuk obat Iebih banyak.
Tanaman ini memiliki batang semu seperti jahe, tapi tingginya bisa sampai 2m. Daunnya pun lebih melebar. Lengkuas yang subur panjang daunnya bisa setengah meter dan lebarnya 15 cm.
2.9.1. Kandungan dan Manfaat Lengkuas
Lengkuas mengandung minyak atsiri yang di dalamnya terdapat galangol, galangin, alpinen, kamfer, methyl-cinnamate. Lengkuas berkhasiat anti jamur, anti bakteri, menghangatkan badan, membersihkan darah, menambah nafsu makan, mempermudah pengeluaran angin dari dalam tubuh, mengencerkan dahak, mengharumkan, merangsang otot dan konon berkhasiat aprodisiak.

2.10. Kencur
Memiliki nama latin Kaempferia galanga L., kencur merupakan salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam kebutuhan.
Tanaman serbaguna yang bernama lain cikur (Sunda), ceuko (Aceh), kencor (Madura), cekuh (Bali), sukung (Minahasa); asauli, sauleh, soul, umpa (Ambon), dan Cekir (Sumba) ini dikenal di kalangan masyarakat Indonesia sebagai bahan baku obat tradisional (jamu) dan rempah-rempah. Seiring beranjaknya waktu, kencur juga digunakan dalam industri kosmetika, fitofarmaka, penyedap makanan, dan juga minuman kemasan.
Kencur termasuk terna (tumbuhan dengan batang lunak tidak berkayu atau hanya mengandung jaringan kayu sedikit sekali) kecil yang cocok ditanam di tanah yang relatif gembur dan tidak terlalu banyak air. Dia hidup di dataran rendah sampai sedang (50-600 m dpl) dengan suhu berkisar 26-30°C.
Daging buah berwarna putih dan kulit luarnya berwarna coklat. Jumlah helaian daun kencur tidak lebih dari 2-3 lembar dengan susunan berhadapan. Selain ditanam di kebun, kencur juga dapat ditanam di dalam pot. Belakangan, selain ditanam di halaman sebagai apotek hidup sekaligus juga dimanfaatkan sebagai tanaman hias.
Ekstrak methanol dari tanaman ini menunjukkan aktivitas melawan Toxocara canis (sejenis cacing parasit penyebab penyakit toksokariasis) dan efektif melawan tiga spesies yang menyebabkan granulomatous amoebic encephalitis (penyakit sistem syaraf pusat) dan amoebic keratitis (bakteri yang menyebabkan infeksi di kornea mata).
2.11. Kunyit
Kunyit merupakan salah satu tumbuhan yang banyak dugunakan masyarakat. Rimpang kunyit terutama digunakan untuk keperluan dapur (bumbu, zat warna makanan), kosmetik maupun dalam pengobatan tradisional. Secara tradisional, air rebusan rimpang yang dicampur dengan gambir dugunakan sebagai air kumur mulut untuk gusi bengkak, sementara salep dari kunyit dengan asam kawak digunakan untuk pengobatan kaki luka. Salep yang dibuat dari campuran kunyit dengan kelapa banyak digunakan menyembuhkan kaki bengkak dan untuk mengeluarkan cairan penyebab bengkak. Ada lagi, kunyit yang diremas-remas dengan biji cengkeh dan melati digunakan untuk radang hati dan penyakit kulit. Sementara akar kunyit yang diremas-remas dapat digunakan sebagai obat penyakit bengkak rematik. Kunyit memiliki nama latin Curcuma Demostica Val.
Beberapa kandungan kimia dari rimpang kunyit yang telah diketahui yaitu minyak kunyit yang telah diketahui yaitu minyak atsiri 64% yang terdiri dari golongan senyawa monoterpen dan sesquiterpen (meliputi zingiberen), alfa dan beta-turmerone.
2.12. Katuk
Katuk (Sauropus  androgynus) umumnya tumbuh di tempat teduh, mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi.Pada dasarnya, tanaman ini membutuhkan  media tanam yang gembur, cukup bahan organik, lembab, dan agak terlindungi dari terik matahari.
Bagian tanaman yang berkhasiat obat adalah daunnya yang berfungsi untuk memperlancar ASI, bagi ibu menyusui, obat demam, dan melancarkan air seni.
2.13. Pinang
Pinang (Areca catechu) memiliki batang yang langsing, tumbuh tegak setinggi 10-30 m. daunnya menyirip dan tumbuh berkelompok di ujung batang pohon.
Bagian tanaman yang digunakan untuk obat adalah bijinya yang mengandung beberapa zat aktif seperti alkaloid, arekolina, arekolodina, arekaina, guva-kolina, guvasina, kolin, dan tamin. Alkaloid merupakan racun bagi beberapa spesies cacing parasit. Khasiatnya untuk mengobati sakit perut, mencret, cacingan, cacar , kudis, dan borok. Namun, bila diminum dalam dosis tinggi, pinang dapat mematikan sperma bagi pria (menjadikan pria mandul).
2.14. Lada
Lada (Piper Nigrum) merupakan terna berkayu. Pertumbuhannya memanjat dengan ketinggian mencapai 15 m. Batangnnya berwarna hijau tua. Daunnya berbentuk bundar telur sampai lonjong. Sementara itu, bunganya berbentuk bulir yang menggantung.
Bagian tanaman yang bisa dijadikan obat adalah buahnyavyang mengandung minyak asiri 1-2,5%. Penggunaannya bisa dijadikan bumbu penyedap, karminatif, antiseptik, dan stimulan.
  
2.15. Lidah Buaya
Description: H:\TIPUS TOGA\williamwhakim  TOGA (Tanaman Obat Keluarga )_files\lidahbuayaa.jpg
Lidah Buaya (Aloe Vera) saat ini lebih banyak dikembangkan untuk bahan baku industri farmasi, kosmetik dan makanan serta minuman. Kandungan enzim, asam amino, mineral, vitamin, polisakarida dalam Lidah Buaya membuat tanaman ini berkhasiat obat. Khasiat dari Lidah Buaya selain sebagai penyubur rambut, penyembuh luka dan perawatan kulit, lidah buaya dapat juga di manfaatkan sebagai tanaman berkhasiat obat. Beberapa penyakit yang dapat disembuhkan cacingan, luka bakar, bisul, luka bernanah; amandel, sakit mata, keseleo, kosmetik, jerawat. Bagian dari Lidah Buaya yang berkhasiat obat: daun, bunga dan akar. Tanaman berkhasiat obat ini dapat di budidayakan dengan sangat mudah.
2.16. Bunga Matahari
Bunga matahari (Helianthus annus) juga termasuk tanaman herba yang tumbuh tegak setinggi 1-3 m. Memiliki batang yang basah, berbulu, dan berdaun tunggal. Bunganya besar dengan mahkota berbentuk pita berwarna kuning di sepanjang cawannya. Di tengahnya terdapat bunga-bunga kecil berwarna cokelat.
Bunga ini mengandung berbagai zat seperti quercimeitrin, helianthoside A, B, C, dan oleanolicacid, yang berkhasiat menurunkan tekanan darah dan mengurangi rasa nyeri. Bijinya berkhasiat sebagai antidesentri, merangsang pengeluaran cairan tubuh seperti hormon dan enzim, serta merangsang pengeluaran campak. Daun dan akarnya juga berkhasiat sebagai obat antiradang, mengurangi rasa nyeri, dan antimalaria.
2.17. Belimbing Wuluh
Description: H:\TIPUS TOGA\williamwhakim  TOGA (Tanaman Obat Keluarga )_files\bilimbing+Wuluh.jpg
Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) mempunyai batang kasar berbenjol-benjol, percabangan sedikit, arahnya condong ke atas. Cabang muda berambut halus seperti beludru, warnanya coklat muda. Daun berupa daun majemuk menyirip ganjil dengan 21-45 pasang anak daun. Anak daun bertangkai pendek, bentuknya bulat telur sampai jorong, ujung runcing, pangkal membundar, tepi rata, panjang 2-10 cm, lebar 1-3 cm, warnanya hijau, permukaan bawah hijau muda. Perbungaan berupa malai, berkelompok, keluar dari batang atau percabangan yang besar, bunga kecil-kecil berbentuk bintang warnanya ungu kemerahan.
Buahnya buah buni, bentuknya bulat lonjong bersegi, panjang 4-6,5 ern, warnanya hijau kekuningan, bila masak berair banyak, rasanya asam. Biji bentuknya bulat telur, gepeng. Rasa buahnya asam, digunakan sebagai sirop penyegar, bahan penyedap masakan, membersihkan noda pada kain, mengkilapkan barang-barang yang terbuat dari kuningan, membersihkan tangan yang kotor atau sebagai bahan obat tradisional. Perbanyakan dengan biji dan cangkok.
2.18. Kopi
Description: H:\TIPUS TOGA\williamwhakim  TOGA (Tanaman Obat Keluarga )_files\kopi.jpg
Kopi (Coffea sp.) merupakan tanaman perdu yang tinginya mencapai 10 meter. Batangnya agak kekar dan bercabang banyak. Daunnya berbentuk bundar telur, berwarna hijau dan mengilat di permukaan atasnya.
Bagian tanaman yang berfungsi sebagai obat adalah bijinya yang mengandung kafein, teobromin, teofilin, trimetil fenol, metilena fenol, stigmasterol, lanosterol, asam aspartat, asam alantoat, asam kafeotanat, tanin, skualena, dekstrin, adenin, xantin, dan abu berupa alkali fosfat dan alkali karbonat. Khasiatnya untuk mengobati perut mulas, kolera, disentri, keracunan, penyegar dan penguat jantung.










BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
1.      Apa yang dikonservasi?
Ibu Melani mengkonservasi + 500 tanaman obat keluarga (TOGA).

2.      Bagaimana cara mengkonservasi?
Ibu ini membuat pekarangan TOGA di halaman rumahnya, setiap tanaman ditanam di dalam pot plastik, ada beberapa tanaman kayu yang ditanam di tanah, setiap sudut pekarangan/pekarangan dimanfaatkan untuk menanam jenis tanaman obat keluarga. Setiap pagi dan sore ibu Melani menyempatkan diri untuk merawat seluruh tanaman yang ada di pekarangan miliknya, dan memperkerjakan beberapa pesuruh untuk merawat pekarangannya. Tanah yang digunakan untuk merawat tumbuhan obat yang ada menggunakan tanah pilihan yang subur, pupuk yang digunakan adalah campuran pupuk organik dari pupuk kandang (kotoran kambing) dan sekam.
Cara menghindarkan tanaman dari gangguan hama ulat, bekicot, ataupun serangga perusak tanaman yakni dengan meletakkan sambiloto dan sereh berselang-seling dengan tanaman lainnya. Ibu ini tidak pernah menggunakan bahan kimia untuk memupuki tanaman obatnya ataupun untuk menghindari hama pengganggu.
Tanaman obat langka seperti Cabe Jawa (Piper retrofractum) dapat ditemukan di pekarangannya, bahkan tanaman yang berasal dari pulau lain seperti Buah Merah yang berasal dari Irian Jaya juga hadir di pekarangannya. Tanaman-tanaman tersebut diperoleh dari pameran, dan juga komunitas yang Beliau ikuti yakni Anggota Perhimpunan Penggemar Tanaman Obat (PPTO). Beliau selalu menyempatkan diri berkunjung ke berbagai daerah bahkan negara untuk mendapatkan tanaman obat agar bisa dikembangkan di pekarangannya ini. Ibu Melani mempunyai tanah di Garut sekitar 1 ha yang diisi dengan tanaman obat dari berbagai daerah dan daerah lokal, ibu ini turut mempekerjakan warga sekitar (Garut) untuk mengurus serta pekarangan tanaman obat miliknya.
Cara merawat tanaman obat di pekarangannya selain menggunakan pupuk kandang adalah menjaga tumbuhan agar tidak mati atau melebihi kapasitas lahan seperti memotong bagian yang telah tua, agar jaringan muda terus tumbuh, selain itu membersihkan dengan sikat jika ada bagian daun yang terkena hama/bekas hama. Jika tumbuhan obat yang dikembangkan di lahannya ibu ini membagi-bagikannya dengan tetangganya, sehingga seluruh tetangganya juga turut menjaga tumbuhan obat yang dimilikinya. Ibu ini juga sering membaca buku mengenai perawatan tumbuhan yang dimilikinya

3.      Mengapa tertarik mengkonservasi?
Awal mula tertarik mengkonservasi karena kecintaannya pada tumbuhan sejak kecil, keluarganya telah menggunakan tumbuhan sebagai obat. Hingga ditimpa kelumpuhan, ibu ini mulai menyadari pentingnya peranan tumbuhan yang diciptakan Tuhan untuk keberlangsungan hidup manusia, terutama obat, oleh karena itu ibu ini hingga kini terus mengkonservasi berbagai jenis tumbuhan obat di pekarangannya.

4.      Hasil apa yang didapatkan dari konservasi?
Kepuasan bathin, karena pada awalnya ibu ini telah mencintai tumbuhan dari sejak kecil, telaten merawat tumbuhan, sampai pada tahun 1996 awal mula ibu ini membuat pekarangannya diisi dengan berbagai tumbuhan. Pada tahun 2002 pernah ditimpa kelumpuhan, ibu ini mulai memperbanyak tumbuhan obat di pekarangannya, dan sembuh dengan mengkonsumsi tumbuhan obat tanpa harus operasi. Sejak saat itu, ibu ini terus giat merawat dan mengisi pekarangannya dengan berbagai jenis obat agar dapat menolong sesama. Dari tumbuhan obat yang ada, ibu ini juga mendapatkan peluang usaha, berbagai jenis obat dari daun, tangkai, dan bunga yang ada dikeringkan dan dikemas untuk siap digunakan sebagai bahan seduhan obat.

5.      Teknis konservasi?
Ibu ini menggunakan pupuk kandang (kotoran kambing dan sekam), menggunakan teknik biopestisida meletakkan sambiloto dan sereh berselang-seling di pekarangannya untuk mencegah hama merusak tanaman.


3.2. Pembahasan
Wawancara dilakukan di rumah nara sumber. secara administratif rumah beliau berada di wilayah kecamatan antapani kelurahan antapani kidul. Beliau sehari hari berkegiatan menjadi pengurus dharmawanita dan selalu merawat tanaman dengan tangannya sendiri.  Sejak awal memang ibu melani mencintai tanaman. Sewaktu sd ibu melani ini sering  memelihara tanaman. Bahkan beberapa tanaman yang dirawatnya sering dibawa pulang oleh tamu ibunya, yang membuat ibu melani kecewa.
Saat remaja ibu melani mulai disibukan oleh berbagai kegiatan organisasi. Dari situlah ibu melani mulai jarang kembali merawat tanaman. Ibu lulsan fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD ini mendapat kesempatan kembali merawat tanaman ketika sudah lulus dari perkuliahannya.Namun kegiatannya berorganisasi berlanjut hingga sekarang dengan mengikuti organisasai kewanitaan. Pada tahun 2002 ibu melani mengalami kelumpuhan. Akibatnya beliau harus menggunakan kursi roda untuk beraktivitas. Hal ini tidak membuat kegiatan ibu melani terhenti. Ibu melani terus melakukan kegiatan organisasinya.
Untuk menyembuhkan kelumpuhannya, beliau membutuhkan dana hingga dua ratus juta rupiah. Dengan menanamkan Besi pada kakinya. Biaya yang besar ini tentu memberatkan keluarganya. Hingga akhirnya ibu ini memcari jalan lain. Sambil beraktivitas ibu melani sering mencoba pengobatan alternatif lain. Ramuan herbal menjadi salah satu pilihan ibu melani. Setelah mencoba berbagai ramuan akhirnya ibu ini sembuh. Dengan mencoba ramuan dari tanaman sambiloto. Caranya dengan meminum air rebusan tanaman tersebut. Tiga bulan setelah menjalankannya akhirnya berhasil.
Informasi tanaman tersebut ibu melani dapatkan setelah membaca buku herbal. Sadar akan potensi obat herbal ibu tersebut melanjutkan penanaman toga disekitar rumahnya. Hingga akhirnya ibu melani berhasil mengumpulkan sekitar 500 tanaman toga. Ibu melani tidak hanya merawat disekitar sumah saja beberapa ada yang di tanam di kebunnya di garut. Luas tanah di garut sekita 1Ha. 500 jenis tanaman yang ibu melani catat, perlu di tinjau kembali. Karena angka tersebut merupakan akumulasi dari pengumpulan sebelumnya. Perlu dilakukan penomoran sesuai dengan spesiesnya. Nama jenis tanaman  tersebut ibu dapatkan dari literatur. Dengan membandingkannya dengan mana daerah. Terkadang ibu melani dapatkan dari internet. Nama-nama tanaman tersebut tentu harus dideterminaskembali, guna menghindari  kesalahan penamaan jenis.
Perawatan tanaman di rumahya sering di lakukannya sendiri. Karena kadang beberapa tanaman layu jika disiram orang lain. Ibu melani sering memberikan pupuk kandang dan biopestisida alami. Dengan cara meletakan tanaman sambilotodan sereh secara berselang seling, maka hama tanaman menjadi jauh. Beberapa tanaman toga sering ibu keringkan, dan dijual. Hal ini bisa manjadi pemasukan tambahan untuk ibu hj melani. Walaupun pemanfaatan ini bukan tujuan utama. Karena ibu melani sering membagi secara cuma – cuma.  Seperti buah petai yang ada dipekarangan rumah, selalu ibu bagikan ke tetangga jika sudah masa panen. Tanaman toga menjadi pilihan ibu melani, karena perawatannya tergolong mudah. Dengan menyiraminya tiap hari dan sesekali diberi pupuk. Saat terken sakitpun tanaman toga bisa dipakai untuk obat dari berbagai penyakit. Tanaman toga yang ibu melani rawat turut menyumbakan beberapa penghargaan. Salah satunya penghargaa dari walikota Bandung. Ibu Melani pun sering diundang menjadi pembicara di salah satu stasiun radio RRI. Ibu melani pula sering mendapat kunjungan terkait tanaman toga yang dirawatnya.








BAB IV
KESIMPULAN

1.     Upaya yang dilakukan oleh narasumber adalah dengan mendirikan taman Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Taman ini membantu dalam upaya konservasi karena dengan didirikannnya taman ini maka tanaman-tanaman yang mempunyai nilai penting dan ekonomis dapat dikembangkan, dirawat dan dimanfaatkan dengan baik bagi kebutuhan masyarakat yang ada di sekitar tempat tinggal narasumber. Banyak tanaman-tanaman obat yang menjadi suatu kebutuhan bagi beberapa masyarakat. Selain itu masyarakat juga diberitahu cara memanfaatkan dan menanam tanaman obat tersebut sehingga tanaman obat akan terus ada.
2.     Menanam Tanamn Obat Keluarga merupakan suatu kegiatan yang mempunyai keuntungan baik pada bidang kesehatan maupun ekonomis. Di bidang kesehatan dengan menanam tanaman obat maka akan membatu menghilangkan bibit penyakit dalam tubuh dan dapat memperkuat daya tahan tubuh sehingga kuat dalam menghadapi berbagai jenis penyakit. Selain dari poin konservasi yang dapat terlihat dengan penanaman tanaman obat, nilai ekonomis juga bisa didapat dari penanaman tanaman obat ini. Perawatan yang tidak akan mengeluarkan uang yang banyak namun dengan penjualannya dapat memberikan keuntungan. Selain itu mengkonsumsi tanaman obat tidak akan memberikan efek samping yang berat seperti pada obat-obatan kimiawi.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous a: 2011 http://e course.usu.ac.id/content/budidaya/agronomi/textbook.pdf
Dechacare. 2011. Jahe untuk Mengobati Rematik, Batuk dan Radang Tenggorokan. http://www.dechacare.com/Jahe-untuk-Mengobati-Rematik-Batuk-dan-Radang-Tenggorokan-I606.html
Koswara, S. 2011. Jahe, Rimpang dengan sejuta khasiat.http://www.ebookpangan .com/ARTIKEL/JAHE,20%RIMPANG%20DENGAN%20BERBAGAI%20KHASIAT.pdf ( diakses tanggal 5/5/2013)
Pramono, K. (2009). Tingkat Manfaat Dan Keamanan Tanaman Obat Dan Obat Tradisional, Balai Penelitian Tanaman Obat Tawangmangu. Fakultas Farmasi, UGM.(http://cintaialam.tripod.com/keamanan_obat%20tradi sio nal. pdf.) (Diakses 1 April 2013)
Radji, M. (2005). Peranan Bioteknologi Dan Mikroba Endofit Dalam Pengembangan Obat Herbal. Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknolo gi.(http://www.fp.unud. ac.id/biotek/wp-content/uploads/2009/02mikroba-endofit.pdf,) (Diakses 3 April 2013)
Wijakusuma, H. (2000). Potensi Tumbuhan Obat Asli Indonesia Sebagai Produk Kesehatan. Risalah Pertemuan Ilmiah Penelilian dan Pengembangan Teknologi Isotop dan Radiasi: Indonesia. (http://digilib.batan.go.id/e-prosiding/ File% 20Prosiding /Kesehatan/ Risa lah%202000/2000/Hembing-Wijaya.pdf) (Diakses 3 April 2013)


LAMPIRAN

Description: D:\Tugas\poto toga 3.jpg
Gambar diatas merupakan tampak samping dari rumah nara sumber


Description: D:\Tugas\1.jpg
Gambar ini halaman belakang yang dimanfaatkan ibu melani
Description: D:\Tugas\poto toga.jpg
Foto saat ibu melani bercarita berbagai macam tanaaman toga di pekarangannya.


Description: D:\Tugas\poyo toga 1.jpg
Gambar tanaman yang telah dikeringkan
Description: D:\Tugas\4.jpg
Foto penghargaan yang diberikan tertempel didinding.
 

No comments:

Post a Comment